Daniel 1: Di Istana Babel
Minggu, Januari 20, 2019
Edit
Klik:
Daniel 1
Dan 1:1 Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu.
Dan 1:2 Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.
Dan 1:3 Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan,
Dan 1:4 yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim.
Dan 1:5 Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.
Dan 1:6 Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.
Dan 1:7 Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.
Dan 1:8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
Dan 1:9 Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu;
Dan 1:10 tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel: "Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja."
Dan 1:11 Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya:
Dan 1:12 "Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum;
Dan 1:13 sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu."
Dan 1:14 Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari.
Dan 1:15 Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.
Dan 1:16 Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka.
Dan 1:17 Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
Dan 1:18 Setelah lewat waktu yang ditetapkan raja, bahwa mereka sekalian harus dibawa menghadap, maka dibawalah mereka oleh pemimpin pegawai istana itu ke hadapan Nebukadnezar.
Dan 1:19 Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja.
Dan 1:20 Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Dan 1:21 Daniel ada di sana sampai tahun pertama pemerintahan Koresh.
Tafsiran Wycliffe
I. Pengantar Sejarah (1:1-2:4a).
Dalam bagian ini, orang-orang yang penting dalam kitab ini diperkenalkan, bersama dengan keadaan yang menempatkan mereka dalam posisi yang mereka pegang sesuai dengan yang tertulis belakangan.
1. Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim. Menurut Yeremia 25:1, tahun keempat Yoyakim adalah tahun pertama Nebukadnezar. Namun, orang Kasdim itu disebut "raja Babel" di sini dalam tahun ketiga Yoyakim.
Ini merupakan sebuah "Prolepsis" (C. F. Keil, Biblical Commentary on the Book of Daniel) atau "antisipasi" (Rose, The Bible Commentary), di mana suatu nama dari masa yang kemudian digunakan waktu berbicara tentang suatu zaman, bahkan sebelum nama tersebut benar-benar diberikan.
Sesaat kemudian ayah Nebukadnezar, raja Babel mangkat, dan Nebukadnezar, yang bergegas pulang ke Babel mendahului tentaranya, menerima takhta (Jos Antiquities x. 11. 1.).
Datanglah Nebukadnezar. Lihat Pendahuluan, Latar Belakang Historis.
Apakah kata Ibrani ba harus diterjemahkan "pergi" atau "meninggalkan" (yaitu meninggalkan Babel), atau "datang", "tiba" tidaklah jelas.
Sudut pandang tulisan Daniel adalah Babel; jadi yang mungkin adalah "pergi". Kata Ibrani bisa berarti semuanya.
Sampai akhir-akhir ini, ayat tersebut merupakan satu-satunya informasi yang ada mengenai tawanan dari Yerusalem, selain laporan singkat dari Josephus.
Sekalipun demikian, II Raja-Raja 24:1 dan juga II Tawarikh 36:6, 7 mungkin menunjuk pada hal itu.
Karena tidak ada bukti lebih jauh, nyaris menjadi aksiomatis di antara para kritikus modern, yang kurang beriman untuk menyangkali, bahwa peristiwa semacam itu pernah terjadi dan menyebutnya sebagai "kesalahan historis" pertama dari penulis.
Baru pada Februari 1956, dokumen-dokumen kuno itu pertama kali diterbitkan, yang sekarang memberikan dukungan historis penuh bagi keberadaan Nebukadnezar di Yehuda tepat pada masa itu (lih. JBL, Des. 1956, Vol. LXXV, Pt. IV, hlm. 277).
Adalah menyedihkan, melihat data baru ini diabaikan oleh penulis-penulis modern (lih. B. W. Anderson, Understanding the Old Testament, 1957, hlm. 355; N. K. Gottwald, A Light to the Nations, 1959, hlm. 618; John Bright, A History of Israel, 1959, hlm. 569).
Akan tetapi, orang-orang percaya, tidak perlu menunggu konfirmasi arkeologi untuk menerima perkataan Daniel.
2. Inilah penafsiran yang benar tentang sejarah.
Tuhan menyerahkan Yoyakim. "Bagi TUHAN, tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang." (I Sam. 14:6).
Juga, tidak sukar untuk menghancurkan dengan banyak orang ataupun dengan sedikit orang.
Belakangan, kekuasaan Allah atas sejarah dibuat lebih tegas (Dan. 4:17).
Nebukadnezar adalah "hamba" Allah (Yer. 25:9).
Demikian juga, Allah memakai diktator-diktator yang meninggikan diri sendiri pada zaman itu untuk menghukum negeri-negeri dan bangsa-bangsa, lalu Dia menghancurkan mereka (bdg. Yer. 25:12-14).
Sebagaimana seseorang secara aneh mengatakan, tindakan berani mereka meninggikan diri sendiri nyaris tidak lebih dari "latihan untuk menjaga agar mereka tetap sehat guna menjalani hukuman".
Perkakas-perkakas di rumah Allah. Bagaimana dosa-dosa bangsa itu menyebabkan kehancuran secara lambat tetapi pasti dari Bait Suci Salomo, yang megah terlihat dalam I Raja-Raja 14:25, 26; II Raja-Raja 14:8-14; 16:8; 18:13-16; 24:8-13; Yeremia 27:16-22; 52:17-23.
Mengenai kehancuran peralatan-peralatan Bait Suci itu, lihat Daniel 5; dan mengenai kembalinya mereka ke Yerusalem, lihat Ezra 1:7-11.
3. Kepala istananya (AV. Master of his eunuchs). Eunuch sida-sida ( Ibr. saris), seorang laki-laki yang dikebiri.
Untuk alasan-alasan yang jelas, para sida-sida sering kali bertugas mengawasi para istri dan selir raja.
Kadang-kadang kata itu, secara kiasan, dipakai hanya untuk seorang pejabat.
Ada kemungkinan besar, bahwa Daniel dan rekan-rekannya mungkin telah dikebiri.
Lihat lagi ramalan Yesaya yang bersifat sebagai pertanda (II Raj. 20:18).
Orang Israel (Ibr. Mib-benê yi_-râ-'el, harf. berasal dari keturunan Israel). Pada dasarnya ini adalah seluruh keturunan Yakub atau Israel.
Belakangan, Israel adalah sebuah nama untuk kesepuluh suku, yang mengikatkan diri kepada Yerobeam (I Raj. 11:13; bdg. 12:19).
Tetapi setelah kehancuran "Kerajaan Utara", nama Israel kembali ke maknanya semula.
Keturunan raja (harf., keturunan dari kerajaan). Ini menunjuk pada keluarga Daud (bdg. Yes. 7:2, 13).
Untuk contoh tentang kemunduran rohani anggota tertentu dari keturunan raja pada zaman ini, lihat II Raja-Raja 25:25; Yeremia 41:1.
Dan dari kaum bangsawan. Kata bangsawan (Ibr. partemîm) adalah istilah Persia yang tampaknya berhubungan dengan kata-kata untuk orang-orang penting dalam beberapa bahasa Indo-Eropa.
Kata itu mungkin digunakan untuk sopan santun biasa.
Ini menunjuk pada keluarga-keluarga penting yang bukan termasuk keluarga Daud.
Makna dari tiga istilah, orang Israel ... keturunan raja ... kaum bangsawan adalah, bahwa pemilihan itu meliputi orang-orang Ibrani, baik dari kerajaan maupun keluarga bangsawan lainnya.
4. Orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela. Inilah persyaratan pertama dari serangkaian persyaratan yang ditentukan, untuk memilih orang-orang yang akan dilatih dalam istana Babel.
Orang-orang muda. Ibr. yelâdîm adalah sebuah kata seperti dalam bahasa kita, tidak memiliki makna tertentu, yang bergantung pada sudut pandang usia pembicara.
Dalam tulisan yang obyektif seperti ini, perkiraan yang lazim, yakni usia 14 atau 15 tahun kemungkinan benar.
Tidak adanya cela tidak menghilangkan kemungkinan pengebirian mereka.
Sebagai orang-orang pilihan, mereka secara alamiah tidak memiliki cacat.
Berperawakan baik, yaitu berwajah menarik.
Orang yang akan dilihat oleh raja harus tanpa cacat dan sangat rupawan.
Kombinasi kata yang sama dipakai untuk kecantikan Ribka (Kej. 24:16; 26:7), Batsyeba (II Sam. 11:3), ratu Wasti (Est. 1:11), dan Ester (Est. 2:2,3,7).
Memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu. Tiga ungkapan yang bertumpuk ini menekankan kemampuan alami dan pengajaran sebelumnya.
Pengulangan idiom Ibrani tersebut berfungsi untuk penekanan dan bukan untuk menunjukkan martabat.
Ini adalah keadaan sebenarnya dari para pemuda itu dan bukan keadaan yang harus mereka capai.
Umumnya, kemampuan intelektual berarti "seorang yang sudah sepenuhnya matang waktu muda".
Cakap untuk bekerja dalam istana raja. Bakat yang alami dan yang didapat, yang akan memampukan para pemuda ini berdiri di depan seorang raja agung dalam sebuah gedung megah, memiliki makna penting.
Para pemuda itu perlu rendah hati, tetapi tidak malu-malu atau dungu.
Supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim. Tulisan (Ibr. buku) orang Kasdim itu berarti literatur orang-orang Mesopotamia bawah.
Karena penemuan-penemuan arkeologi dari abad yang lalu telah menyingkapkan dan memberikan kunci penerjemahan literatur itu, kita mengetahui betapa luasnya tulisan orang Kasdim itu.
Penemuan-penemuan baru-baru ini dalam wilayah Laut Egeik Timur Dekat menunjukkan, bahwa sejumlah besar pertukaran budaya terjadi antara dua wilayah itu.
Dan negara tetangga Israel, Filistin, rupanya berasal dari keturunan "Yunani".
Di sana, seperti yang ditunjukkan oleh Kitab Hakim-Hakim, ada pertukaran budaya. (Lih. G. Bonfante, "Who Were the Philistines?" American Journal of Archaeology, I, 2 , hlm. 251-262.)
Bahasa orang Kasdim pasti menunjuk pada bahasa Akad (Babel, Asyur) zaman itu.
Kasdim di sini tampaknya dipakai dalam makna luas, untuk menyebut para penduduk di wilayah Kasdim, yang dalam makna terluasnya adalah keseluruhan Babel.
Beberapa bahasa di wilayah itu, termasuk bahasa ritual yang paling kuno, ditulis pada tanah liat dalam huruf-huruf berbentuk baji.
Ini adalah sistem tulisan gambar dan suku kata, sangat berbeda dengan tulisan alfabet yang ditulis pada papirus dengan pena dan tinta, yang biasa digunakan oleh orang-orang di Palestina dan Siria.
Dasar-dasar astronomi, matematika, hukum, dan sejumlah ilmu lainnya ditulis dalam naskah-naskah kuno dengan huruf-huruf berbentuk baji itu, bersama dengan banyak omong kosong sihir.
Jika semua tulisan ini harus diajarkan kepada para pemuda ini, maka tiga tahun (bdg. ay. 5) tidaklah terlalu lama untuk pendidikan mereka.
5. Pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Santapan (AV) di sini bukanlah perbaikan berupa makanan-makanan lezat (ASV) atau makanan bergizi (RSV).
Kata yang diterjemahkan demikian (patbag) adalah kata pinjaman kepada bahasa Ibrani dari Persia Kuno, yang bermakna "pemberian" atau "tunjangan" (Montgomery, ICC, hlm. 122-124).
Kata itu memiliki hubungan dengan fakta, bahwa pemuda-pemuda ini disokong oleh pemerintah, bersama dengan pejabat kerajaan lainnya.
Bahkan, tidak ada petunjuk dalam teks Ibrani, bahwa ada sesuatu yang bersifat merusak secara fisik ataupun moral dalam makanan dan minuman itu.
Anggur cukup umum untuk menu Yahudi (lih. Mzm. 104:15; Yes. 55.1; Neh. 5:18, di mana kata yang sama, yayin, digunakan).
Namun, banyak larangan terhadap penggunaan anggur terdapat dalam Perjanjian Lama (Ams. 20:1; 23:20, 30, 3 1), dan beberapa peraturan agama melarang penggunaan anggur (Bil. 6:1-20; Hak. 13:1-7; Yer. 35:1-14).
Para imam dilarang meminum anggur sebelum melayani di Bait Allah (Im. 10:1-9), dan raja-raja dilarang meminumnya (Ams. 31:4,5).
Identitas Tokoh Utama Dalam Kisah Itu dan Rekan-rekannya (1:6-7).
Daniel, yang disebut namanya, adalah orang yang di sepanjang kitab itu tidak hanya melaporkan peristiwa-peristiwa, tetapi dirinya merupakan pokok dari sebagian besar kisah dengan beberapa kemampuan: penafsir mimpi (ps. 2; 4; 5), teman dari orang-orang yang menderita (ps. 3), penerima penglihatan-penglihatan dan mimpi-mimpi yang merupakan penyataan dari Allah (ps. 6-12).
Dalam beberapa kejadian, tiga teman Yahudinya dihubungkan dengannya. Di sini, semuanya disebutkan namanya.
Perubahan nama para pemuda itu sangatlah penting.
Pendidikan mereka dalam sejarah budaya kafir tertinggi, yang baru diselesaikan harus disempurnakan dengan penggantian nama yang menghormati dewa-dewa Babel yang jahat, menggantikan nama yang menghormati Yang Kudus dari Israel.
Mereka harus dipisahkan dari agama dan budaya lama mereka, dan diubah sepenuhnya, bahkan dalam identitas, menjadi orang Babel.
Pada zaman itu, nama manusia lebih dihargai sebagai bagian dari identitas dan karakternya daripada zaman sekarang.
7. Daniel dinamainya Beltsazar. Daniel dalam bahasa Ibrani berarti, pemimpin (atau hakim) milik Allah, sedangkan nama barunya adalah Beltsazar, dalam bahasa Babel, berarti pemimpin Bel.
Nama Beltsazar (berbeda dengan nama raja Belsyazar, ps. 5), menghormati salah satu dewa utama Babel (lih. Yes. 46:1; Yer. 50:2; 51:44).
Hananya berarti belas kasihan Yahweh (variasi dari nama asli murid yang dikasihi, Yohanes), sedangkan Sadrakh, yang mungkin berarti "perintah dari Aku", yakni dewa bulan (HDB), mungkin merupakan bentuk samaran dari Marduk (Montgomery, ICC, hlm. 123), dewa utama Babel.
Misael hampir pasti berarti, Siapakah Allah? Sedangkan Mesakh (menurut ahli yang kompeten, Fred. Delitzsch) berarti, Siapa seperti Aku? Sayangnya, ini tidaklah pasti karena nama itu tidak muncul di tempat lain dan asal-usulnya tidak jelas.
Azarya berarti Yang ditolong Yahweh, atau Yahweh akan menolong, sedangkan Abednego sangat mungkin berarti Hamba Nebo.
"Suatu kebiasaan ... untuk menentukan nama baru ketika orang memasuki keadaan atau hubungan baru dalam kehidupan", menurut Moses Stuart, "dikembangkan secara luas dalam Perjanjian Lama: lihat Abram dan Abraham, Kejadian 17:5; Yusuf dan Zafnat-Paaneah, Kejadian 41:45; bandingkan II Samuel 12:24, 25; II Raja-Raja 23:34; 24:17; juga Ester 2:7; Ezra 5:14 bandingkan dengan Hagai 1:14; 2:2, 21. Begitu juga dalam Perjanjian Baru: Markus 3:16, 17. Nama-nama ini, yang ditentukan sejak semula, lazimnya menunjukkan sesuatu yang dimaksudkan untuk menghormati orang-orang yang menerimanya, atau menghormati dewa yang disembahnya yang menentukan nama baru itu, atau untuk mengingat suatu peristiwa yang menarik, dan lain-lain" (A Commentary on the Book of Daniel, hlm. 9).
Pembahasan yang lebih luas mengenai nama-nama ini terdapat dalam ensiklopedia dan kamus Alkitab, serta kamus Ibrani.
Peristiwa-peristiwa yang Menempatkan Penulis Menjadi Seorang yang Terkemuka (1:8-2:4A).
Suatu Saat Krisis untuk Kebenaran. Ini dijelaskan di atas dalam ayat 5. Ayat 6 dan 7 menyela untuk memperkenalkan Daniel dan teman-temannya.
9. Maka Allah mengaruniakan. AV memberikan kesan, bahwa Daniel sebelumnya sudah mendapatkan rasa suka dari kepala pegawai istana.
Makna bahasa Ibraninya umumnya diterjemahkan berurutan, yakni Daniel membuat permohonan, sehingga Allah mengaruniakannya simpati dari pemimpin pegawai istana.
Perhatikan, bahwa motivasi yang baik dan perasaan-perasaan yang terpuji tidak hilang dari hati orang-orang yang tidak mengenal Allah (bdg. Yos. 2:1; bdg. Ams. 12:10; lih. Gal. 5:22).
Allah membangkitkan pembela-pembela untuk umat-Nya dengan cara-cara yang aneh.
10. Orang diingatkan akan juru minuman dan juru roti yang dipenjarakan bersama Yusuf (Kej. 40). Rupanya, meski kepala pegawai istana itu ingin membantu Daniel, dia tidak melihat cara untuk melakukannya (lih. Yak. 2:14-18).
11. Penjenang (AV. Melzar). Ini adalah pelayan. Nama Ibrani biasanya tidak disertai kata sandang.
Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Dengan dipimpin oleh pandangan Roh Kudus sendiri, penulis tidak merendahkan martabatnya dengan menyebut nama-nama baru yang menghormati dewa-dewa kafir Babel, yang diberikan oleh pegawai istana yang tidak mengenal Allah, tetapi lebih suka menggunakan nama-nama yang menghormati Allah, yang diberikan oleh empat orang ibu Yahudi yang saleh.
12. Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari. Kata adakanlah (nâ-sâ) adalah sebuah kata intensif (piel) dan digabungkan dengan kata na yang menyatakan permohonan yang kuat.
Bagi Daniel dan teman-temannya serta bagi pelayan itu, batas sepuluh hari tersebut merupakan ujian tentang kehendak Allah.
Jika percobaan itu gagal, para pemuda Ibrani tersebut siap untuk mengesampingkan keberatan-keberatan agama mereka sendiri, sebagaimana yang ditunjukkan ayat berikutnya.
Tidak ada bukti, bahwa Daniel mengetahui seperti apa hasilnya kelak.
Tidak dibutuhkan dugaan, seperti pendapat Young (Edward J. Young, The Prophecy of Daniel,. in loco), karena sejumlah contoh yang diakui tentang ujian semacam itu diberikan oleh Alkitab.
Sepuluh hari. Angka genap yang disukai (1:20; bdg. Am. 5:3; Za. 8:23).
Sayur untuk dimakan (harf., dari zçro"îm dan kami akan makan). Sekalipun dipakai hanya di sini dan dalam 1:16 di seluruh Alkitab, dan tidak ada dalam literatur lainnya, kata itu sepertinya berarti sayuran, karena berasal dari kata yang berarti "menabur" (benih).
Jadi sayur adalah sesuatu yang tumbuh dari benih yang ditanam di tanah.
Tidak ada upacara agama dalam persembahan kepada dewa yang berhubungan langsung dalam pengolahan sayur-mayur, sebagaimana dalam pengolahan daging; dan sayuran tidak digunakan dalam ibadah bangsa kafir sebagaimana persembahan anggur.
Ini bukanlah ayat bukti untuk mendukung vegetarianisme (lih. Rm. 14:1-4).
14. Didengarkannyalah masalah ini. Bahasa Ibraninya menunjukkan, bahwa dia memberikan perhatian yang seksama kepada Daniel.
15, 16. Upah Kebenaran.
Ujian itu berhasil, dan Daniel serta teman-temannya terhindar dari rasa malu dan ketegangan emosi yang bisa diakibatkan oleh serangan terhadap standar mereka sendiri.
17. Kepada keempat orang muda itu. Lebih tepat, para pemuda itu, empat di antaranya.
Ini menekankan, bahwa keempat orang muda itu semuanya menerima hal-hal tertentu, sedangkan Daniel mendapat anugerah khusus selain itu.
Allah memberikan. Semua kemampuan dan karunia, entah alami ataupun yang didapat, berasal dari Dia dan dipakai untuk Dia.
Pengetahuan. Bahasa Ibraninya, maddã', sebuah kata yang jarang dan baru.
Meskipun berhubungan dengan kata kerja biasa, "mengetahui", kelihatannya kata itu berarti "pikiran" dalam pengertian proses rasional yang tersembunyi, seperti ditunjukkan dengan jelas oleh penggunaannya dalam Pengkhotbah 10:12. Mungkin artinya "akal sehat".
Kepandaian. Dari kata ha_kel (hiph. inf. abs.), yang rupanya berarti "wawasan" atau "pemahaman".
Tulisan. Ibr. sçper, biasanya bermakna "buku", tetapi di sini, seperti dalam 1:4, menggambarkan dunia sastra, literatur.
Dan hikmat. Ibr. hakmâ.
Sekalipun sering menunjuk pada pengetahuan amsal dari Timur Dekat kuno, kata itu memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar "sejumlah prinsip yang disusun secara bijak", atau seperti yang sekarang kita sebut, "ilmu pengetahuan" (S. R. Driver, Daniel, dalam Cambridge Bible for Schools and Colleges).
Perhatikan, bahwa kata "berbagai-bagai" memberi sifat pada hikmat ini, yakni menunjukkan, bahwa ini lebih dari sekadar pengetahuan takhayul dari imam-imam kafir yang ada dalam pikiran.
Para peneliti telah menunjukkan, bahwa selain astronomi (tambahan dari ibadah kafir), sudah berkembang juga arsitektur, linguistik, pertanian, meteorologi, agronomi, dan banyak ilmu pengetahuan lainnya di tanah yang dilalui dua sungai tersebut.
Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi, atau lebih tepat: tentang semua jenis penglihatan dan tentang mimpi-mimpi.
Ini hanya menunjukkan, mendahului cerita berikutnya, ketenaran. Daniel sebagai agen penyataan Allah.
19. Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu ... Seluruh kelompok, termasuk banyak orang selain empat orang kita yang istimewa, telah ambil bagian dalam tiga tahun pendidikan itu, dan semua telah dipersembahkan kepada Nebukadnezar.
Pertanyaannya adalah: Apa yang terjadi dengan para pemuda Yahudi lainnya yang belajar agama yang sejati? Jelas bahwa pelajaran mereka "jatuh tenggelam" dalam kompromi dan kemurtadan.
Tidak didapati yang setara dengan Daniel ... maka bekerjalah mereka itu pada raja. "Sang raja, melalui pengamatannya sendiri, memilih orang-orang yang telah Allah bedakan dengan karunia khusus, yang membuat mereka lebih hebat daripada orang-orang muda lainnya" (Stuart, Commentary).
20. Sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu (magician). "Mungkin ... orang-orang yang menggunakan ilmu sihir secara umum" (Driver).
Kata yang tidak jelas hartummim, yang dipakai juga dalam 2:2, 10, 27; 4:7, 9; 5:11, dipandang oleh para ahli berasal dari bahasa Mesir.
Di luar Kitab Daniel, kata itu dipakai hanya untuk "tukang sihir" Mesir (Kej. 41:8, 24; Kel. 7:11, 22; 8:7, 18, 19; 9:11).
Beberapa orang berpendapat, bahwa kata itu, yang rupanya berasal dari kata heret, "alat tulis", seharusnya diterjemahkan juru tulis, yakni juru tulis teks-teks ritual agama kuno dalam bahasa kuno dari penduduk pertama Babel, sebuah bahasa yang tidak dikenal oleh orang awam dalam zaman Daniel.
Dan semua ahli jampi. Tidak ada kata penghubung dalam teks Ibrani; jadi ahli jampi (astrologer) digunakan sebagai keterangan tambahan.
Ini adalah kata Babel, yang terdapat baik dalam bagian Kitab Daniel yang berbahasa Ibrani maupun Aram, tetapi tidak ada di bagian Alkitab lainnya.
Kata itu lebih baik diterjemahkan penyihir (enchanter), atau ahli sihir (charmer).
Kata-kata ini menunjukkan bagaimana omong kosong takhayul merusak pengetahuan tentang kebenaran ilmiah di Babel.
21. Sampai tahun pertama pemerintahan Koresh (Koresy). Suatu kontradiksi dengan 10:1 telah sering dibayangkan.
Adalah sangat mungkin, bahwa karena periode penawanan secara resmi berakhir pada tahun pertama Koresy (bdg. Ezr. 1:1), ayat itu menunjukkan fakta yang mencolok, bahwa Daniel, pemuda yang termasuk dalam kelompok Yahudi pertama yang ditawan dari Yerusalem ke Babel (605 SM), tetap hidup selama masa penawanan yang lama dan membosankan, untuk menyaksikan kelompok pertama dari orang buangan yang pulang.
Inilah pemahaman yang paling wajar dari ayat tersebut.
Menurut bahasa dan makna asal, Daniel 2:1-4a, yang menyusul sesudah ini, termasuk dalam pasal 1; karena ayat-ayat ini merupakan bagian dari pengantar kitab ini.
Di sini, para pembaca diizinkan untuk mengetahui situasi sesungguhnya, yang membawa Daniel menjadi orang terkemuka di Babel.
Ayat-ayat ini juga berfungsi sebagai prolog bagi kisah dari pasal 2 yang profetik dan dramatis.
Karenanya, Daniel 2:1-4a dibahas dalam kaitan dengan hal terakhir ini dalam bagian Tafsiran.
Beberapa pendapat tentang makna praktis dari pasal 1 sebaiknya tidak dihilangkan.
Untuk pendidikan seratus generasi, kisah tersebut memberikan elemen-elemen kepahlawanan moral.
(1) Ketajaman.
Empat pemuda itu melihat dengan tepat apa yang salah dengan memakan makanan yang ditetapkan. Dari mana mereka belajar hal itu? Dari orang tua yang saleh (Ul. 6:4-9).
(2) Perlawanan terhadap kejahatan.
Jauh dari pengamatan kritis tidak memperlemah perlawanan itu (lih. Mat. 10:26-28; Yak. 4:7). Perlawanan terhadap kejahatan juga berkembang pada tahun-tahun awal mereka di dalam keluarga yang saleh. Anak-anak tidak melawan kejahatan secara alami; sebaliknya, mereka merangkul kejahatan. Mereka harus diajarkan untuk membenci kejahatan! (lih. Ibr. 12:9-13; Ams. 3:11, 12; 13:24; bdg. anak-anak Eli, I Sam. 2:12-30).
(3) Kekuatan untuk menyatakan tidak setuju.
Pemuda adalah usia di mana orang bertindak dan berpikir seperti lingkungan sosialnya. Karena itu, peristiwa ini memberikan bukti kuat akan anugerah khusus dalam kehidupan empat pemuda ini.
(4) Keberanian fisik.
Pemimpin pegawai istana itu benar. Mereka dan juga dirinya sendiri berada dalam bahaya (bdg. Dan 2:5, gua singa, dapur perapian.)
(5) Ketekunan.
Ketika tidak ada bantuan datang melalui pemimpin pegawai istana itu, Daniel mencoba pada penjenang atau pelayannya.
(6) Keteguhan hati.
Tujuannya ada "dalam hatinya", yaitu pusat keberadaannya. Ini bukanlah tujuan yang dangkal.
(7) Kelemahlembutan.
Tanpa sikap yang berlebihan, Daniel dengan rendah hati "memohon" atau "mengusulkan" kepada para atasannya.
(8) Akal sehat.
Percobaan yang diusulkan masuk akal dan bisa dilakukan. (Lih. juga Yeh. 28:3; Ams. 2:23 dalam konteks.)
Garis Besar Kitab Daniel
Judul: Nubuatan tentang Bangsa-bangsa di Dunia dan tentang Masa Depan Israel yang Berkaitan dengan Mereka dalam Rencana Allah.
I. Pengantar sejarah. 1:1-2:4a.
II. Bangsa-bangsa di dunia - karakter, hubungan, keberhasilan, dan masa depan mereka. 2:4b-7:28.
1. Mimpi Nebukadnezar tentang patung besar: Sebuah nubuat tentang "zaman bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah." 2:1-49.
2. Pencobaan Nebukadnezar terhadap iman orang-orang yang mengaku percaya: Sebuah pelajaran tentang iman yang teguh. 3:1-30.
3. Penglihatan Nebukadnezar tentang pohon yang tinggi: Sebuah pelajaran tentang kerendahan hati. 4:1-37.
4. Perjamuan Belsyazar: Sebuah pelajaran tentang dosa dan hukumannya. 5:1-31.
5. Darius orang Media dalam peran sebagai penganiaya agama: Sebuah pelajaran tentang iman dan doa. 6:1-28.
6. Sebuah penglihatan tentang empat binatang, Yang Lanjut Usianya, dan Anak Manusia: Konflik antara Kristus dan Antikristus. 7:1-28.
III. Bangsa Ibrani, hubungannya dengan kekuasaan bangsa kafir, dan masa depannya dalam rencana Allah. 8:1-12:13.
1. Seekor domba jantan, seekor kambing jantan, dan sebuah tanduk kecil: Israel berselisih dengan Antikristus Perjanjian Lama. 8:1-27.
2. Nubuat tentang tujuh puluh masa: Masa depan Israel dalam rencana Allah. 9:1-27.
3. Penglihatan terakhir: Israel sepanjang abad dan pada penggenapan di tangan musuh-musuh dan di tangan Allah. 10:1-12:13.
Pendahuluan Kitab Daniel
Nama Kitab.
Dalam Alkitab bahasa Inggris, judul bagian Alkitab ini adalah "The Book of Daniel" ("Kitab Daniel").
Dalam Alkitab Ibrani, judulnya hanyalah "Daniel", yang sesuai dengan kebiasaan yang dianut dalam Kitab Nabi-nabi Besar dan Kecil, adalah nama penulis kitab tersebut.
Sebagaimana dalam beberapa kitab nubuatan lainnya (mis., Yeremia dan Hosea), penulisnya juga merupakan pelaku utama dalam peristiwa-peristiwa yang ditulis.
Tulisan-tulisan Perjanjian Lama ini memuat nama-nama ini dalam daftar dan ayat-ayat paling awal.
Yesus menyebut nubuat-nubuat dalam kitab ini sebagai "disampaikan oleh nabi Daniel" (Mat. 24:15; Mrk. 13:14).
Kesaksian Tuhan kita bukan hanya bahwa kitab itu diberi nama mengikuti nama Daniel, tetapi juga bahwa nubuat-nubuatnya diucapkan olehnya.
Nama Daniel telah dikenal dalam literatur dari beberapa bahasa kuno lainnya, yaitu Akad, Sabaean, Palmyrene, Nabataean (J. A. Montgomery, A Critical and Exegetical Commentary on the Book of Daniel, ICC., hlm. 128), dan dalam literatur Kanaan dari Ras Syamra, di mana seorang pahlawan bernama Daniel muncul (Tale of Aqhat, ANET, 149-155).
Para ahli injili lazimnya menyebut penulis kitab kita dengan Daniel yang disebut dalam Yehezkiel 14:14, 20; 28:3, di mana dia disebutkan bersama dengan Nuh dan Ayub, sebagai contoh orang benar.
Orang-orang yang menyangkali keaslian Daniel menganggap, bahwa Daniel dalam Kitab Yehezkiel adalah "tokoh dari tradisi kuno dan tersebar di seluruh dunia, seperti Nuh-Utnapishtim dari kisah air bah" dan lain-lain (Montgomery, ICC, hlm. 2).
Namun, Ayub dan Nuh dalam Kitab Yehezkiel, adalah tokoh-tokoh Alkitab, bukan tokoh dunia. Karenanya, kita boleh menganggap, bahwa Daniel dalam Kitab Yehezkiel juga penulis kitab kita. (Untuk makna nama itu, lih. cat. dalam Dan. 1:6.)
Penanggalan dan Penulis.
Sejak abad ketiga dari Zaman Kristen, penanggalan dan penulis Kitab Daniel telah menjadi perdebatan antara mereka yang menerima pernyataan-pernyataan Alkitab untuk dirinya sendiri dan mereka yang tidak.
Sebelumnya, sebagaimana sekarang diketahui, semua orang Yahudi dan Kristen mula-mula menerima, bahwa kitab itu ditulis dalam zaman Babel dan Persia dari abad keenam, di dan dekat kota Babel, seperti yang disebutkan oleh kitab itu.
Perjanjian Baru dan beberapa tulisan yang bukan kanon Alkitab, menerima begitu saja keaslian kitab itu.
Seorang filsuf Neo-Plato, Porphyry (233-304 M), bertentangan dengan orang-orang Kristen, memandang bahwa kitab itu secara tepat menghubungkan cerita dari peristiwa-peristiwa yang terjadi antara abad kelima dan awal abad kedua.
Secara khusus, kitab itu berbicara tentang kedatangan kekaisaran Media-Persia dan Yunani, terutama rincian karier seorang raja Siria, Antiokhus Epifanes, 175-163 SM, dalam perselisihannya dengan raja Mesir dan orang-orang Yahudi di Palestina.
Jadi Porphyry, yang menyangkal bahwa kitab itu ditulis sebagaimana diyakini, berpendapat bahwa kitab itu ditulis di Palestina oleh seorang Yahudi yang hidup pada zaman Antiokhus, dan bahwa apa yang ditulis sebagai nubuatan sebenarnya adalah sejarah.
Selanjutnya, dia menyatakan bahwa kitab itu akurat sebagai sejarah sebelum Antiokhus, tetapi tidak akurat setelah itu.
Eusebius dari Kaisarea, Apolinaris, Methodius, dan yang paling khusus, Jerome, menulis jawaban jawaban untuk Porphyry (lih. Jerome's Commentary on Daniel, Prolog).
Dalam zaman modern, munculnya ketidakpercayaan di lingkungan gereja telah menyebabkan timbulnya berbagai argumentasi baik dari Porphyry maupun lawannya.
Seperti yang ditulis oleh E. B. Pusey, hampir seabad lalu: "Kemampuan manusia menemukan hal-hal rohani atau bukan rohani sangatlah terbatas. Mungkin akan sulit untuk menemukan suatu ajaran sesat yang baru. Orang-orang yang menolak pada zaman dahulu kala sama telitinya atau lebih teliti daripada orang-orang yang menolak sekarang; sehingga landasannya hampir habis" (Daniel the Prophet, hlm. iii).
Alasan mendasar, mengapa beberapa ahli menyangkal keaslian Kitab Daniel adalah karena mereka sudah lebih dulu menolak kemungkinan nubuatan yang bersifat ramalan (lih. J. E. H. Thomson, Daniel in Pulpit Commentary, hlm. xiii).
Sekalipun biasanya tidak diungkapkan, kadang-kadang hal tersebut diakui secara terbuka (mis., Robert H. Pfeiffer, Introduction to the Old Testament, hlm. 755).
Argumentasi yang banyak diberikan untuk mendukung pandangan negatif itu terutama adalah sebagai berikut:
(1) Penulis membuat kesalahan-kesalahan historis.
(2) Kitab Daniel dalam bahasa Ibrani dan Aram adalah dari tipe yang jauh lebih belakangan daripada abad keenam.
(3) Beberapa istilah yang dipakai adalah kata-kata Persia dan Yunani, di mana seorang penulis Yahudi dari abad keenam, tidak mungkin mengetahuinya.
(4) Posisi kitab itu dalam bagian ketiga (Tulisan-tulisan atau Karangan-karangan Suci) dari Perjanjian Lama, menunjukkan asal-usulnya yang belakangan, yakni setelah kitab nabi-nabi diakhiri.
(5) Tidak ada kesaksian eksternal tentang keberadaan Daniel sebelum abad kedua.
(6) Gagasan teologis dari kitab ini terlalu maju untuk abad keenam.
(7) Cerita-ceritanya bersifat khayalan, tidak ada dalam sejarah, dan tidak nyata.
(8) Literatur Apokaliptis, di mana Kitab Daniel merupakan sebuah contoh, tidak muncul sebelum "turun dalam zaman Helenistis" (Montgomery, ICC, hlm. 80).
Argumentasi yang dipakai oleh para apologet untuk mendukung keaslian Kitab Daniel adalah sebagai berikut:
(1) Bukti yang jelas dari kesaksian kitab itu.
(2) Penerimaannya dalam kanon, yang membuktikan fakta, bahwa orang-orang Yahudi sebelum abad-abad Kristen yakin akan keasliannya.
(3) Kesaksian yang seragam dari Perjanjian Baru, termasuk pendapat yang dikemukakan oleh Tuhan kita sendiri.
(4) Kesaksian eksternal dan langsung dari zaman dulu (termasuk Yeh. 14:14, 20; 28:3; I Makabe 2:59, 60; dan beberapa bagian dalam Josephus).
(5) Bukti tentang pengaruh Daniel sebelum tahun 165 SM.
(6) Penolakan argumentasi negatif mengenai gagasan dan sejarah kitab itu.
Ini terutama didasarkan pada dukungan yang kuat dari arkeologi.
Sebagian besar dari keberatan historis telah dibungkam oleh Boutflower dan Dougherty (Charles Boutflower, In and Around the Book of Daniel; R. H. Dougherty, Nabonidus and Belshazzar).
Perhatikan khususnya pengakuan yang cukup negatif dari Montgomey (ICC, hlm. 72, paragraf penuh kedua).
Struktur Kitab.
Pengamatan sepintas mungkin membagi kitab itu menjadi dua bagian utama, yang masing-masing memiliki enam sub-bagian dari setiap pasal, yaitu: Pasal 1-6 (Sejarah Daniel) dan Pasal 7-12 (Nubuat Daniel).
Namun, sebagaimana biasanya garis besar yang rapi semacam itu, pembagian dua bagian ini lebih dibuat-buat daripada semestinya.
Pasal 10-12 sendiri sebenarnya merupakan suatu kesatuan penting.
Dasar pembagian yang benar harus dicari dalam fakta, bahwa: Bagian 1:1-2:4a memakai bahasa Ibrani, Bagian 2:4b-7:28 memakai bahasa Aram (Siria, Kasdim), dan Bagian 8:1-12:13 memakai bahasa Ibrani.
Penggunaan dua bahasa secara aneh ini, meskipun bersifat misterius, merupakan maksud Allah dan mengandung makna tertentu.
Dengan mengikuti C. A. Auberlen (The Prophecies of Daniel and the Revelation of St. John, 1857) dan S. P. Tregelles (Remarks on the Prophetic Visions in the Book of Daniel, 1864) dalam memandang perubahan bahasa sebagai kunci untuk mengetahui struktur pemikiran -- sepanjang ada suatu struktur -- kami melihat, bahwa Kitab Daniel membawa pesan penghakiman dan penaklukan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang wakil utamanya pada zaman sang nabi adalah Nebukadnezar, Belsyazar, Darius, dan Koresy.
Bahasa yang tepat dalam bagian yang condong kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi ini (2:4b-7:28) adalah Aram, bahasa diplomatik dan perdagangan pada zaman itu.
Kitab itu berisi juga suatu pesan lain, yaitu pesan tentang pengharapan dan pembebasan bagi umat Allah yang tertindas tetapi berharga dan kudus, yakni bangsa Ibrani.
Untuk bagian yang condong kepada orang Ibrani, bahasa yang tepat adalah bahasa Ibrani.
Ini bukan untuk mengatakan, bahwa orang-orang Ibrani tidak muncul dalam pasal 2-7, atau bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak ada dalam pasal 8-12. Itu hanya berarti, bahwa sudut pandang dasarnya berubah.
Seluruh Kitab Daniel adalah kitab nubuat. Dari sudut pandang Alkitab, ini hanya berarti, bahwa penulisnya adalah seorang nabi (Mat. 24:15; bdg. Ibr. 1:1, 2).
Karena itu, pada waktu nubuat Alkitab mencakup ramalan, Kitab Daniel lebih dari sekadar ramalan.
Kitab itu mungkin berhubungan dengan peristiwa-peristiwa pada masa lampau, sekarang atau masa depan.
Kitab itu selalu disajikan dari sudut pandang moral dan spiritual yang diberikan secara ilahi.
Jadi, bagian-bagian historis dan nasihat bersifat nubuat sekaligus ramalan.
Atas dasar ini, analisis berikut muncul.
Latar Belakang Historis.
Kitab Yehezkiel dan Kitab Daniel ditulis dalam masa Pembuangan, nama yang biasanya diberikan untuk zaman selama orang-orang Yahudi dari kerajaan Yehuda dipindahkan dari negara mereka setelah penghancuran Bait Suci, ibu kota, dan kerajaan mereka oleh Nebukadnezar.
Penghancuran ini datang dalam tiga tahap:
Pertama, pada tahun 605 SM, Nebukadnezar menaklukkan Yoyakim dan membawa para tawanan, di antaranya Daniel dan tiga rekannya (Dan. 1:1-6; lih. di bawah pada 1:1).
Belakangan, pada tahun 597 SM, dalam perjalanan lain ke Palestina, setelah tindakan pemberontakan dari raja Yehuda, Yoyakim dan Yoyakhin perlu dihukum, Nebukadnezar sekali lagi membuat Yerusalem takluk. Kali ini dia membawa 10.000 tawanan, di antaranya raja Yoyakhin dan nabi muda Yehezkiel (Yeh. 1:1-3; bdg. II Taw. 36:10; II Raj. 24:8-20).
Akhirnya, pada tahun 587 SM, setelah pengepungan yang lama, Nebukadnezar menghancurkan kota itu beserta Bait Allah, dan mencerai-beraikan seluruh masyarakat Yahudi (II Raj. 25:1-7; Yer. 34:1-7; 39:1-7; 52:2-11).
Pemulihan negeri itu dimulai pada tahun 538 SM, ketika sang pemenang Koresy, raja dari kerajaan Media-Persia yang baru dan penakluk Babel, sesuai dengan kebijakan umum tentang pemulihan, memulangkan orang-orang tawanan ke negeri mereka, mengeluarkan keputusan, bahwa orang-orang Yahudi boleh pulang (II Taw. 36:22, 23; Ezr. 1:1-4).
Sekalipun beberapa orang Yahudi tetap tinggal dalam pembuangan bertahun-tahun setelah izin pulang mereka diberikan (tentu, sebagian besar tidak pernah kembali sebagai penduduk).
Pembuangan itu sendiri, selama mana orang-orang buangan dilarang bermukim di Yerusalem, berlangsung hanya kira-kira 48 tahun.
Namun, Bait Allah tetap tidak dibangun kembali sampai kira-kira tahun 515 SM (lih. Ezr. 6:15), kira-kira 70 tahun setelah kehancurannya pada tahun 587 SM.
Akan tetapi, nubuat Yeremia tentang "tujuh puluh tahun", berhubungan dengan masa perbudakan di Babel (Yer. 25:11) dan bukan hanya mencakup Yehuda, tetapi juga negara-negara di sekitarnya.
Inilah masa dari tahun 605 sampai 538 SM, dibulatkan "tujuh puluh tahun" (bdg. Dan. 9:1, 2, yang tanggalnya adalah 539/538 SM).
Banyak perubahan budaya dan agama menimpa orang-orang Yahudi melalui pembuangan mereka.
Di antaranya adalah munculnya ibadah sinagoge sebagai pengganti ibadah di Bait Suci, dan setidaknya suatu permulaan menuju penggunaan bahasa kedua, yaitu Aram (juga disebut Siria atau Kasdim).
Sejumlah bukti membawa pada kesimpulan, bahwa bahasa Abram sebenarnya adalah Aram.
Pernyataan-pernyataan Alkitab (Ul. 26:5; Kej. 31:47) menunjukkan, bahwa keluarga yang darinya Abram, Ishak, dan Yakub berasal, menggunakan bahasa Aram.
Bukti-bukti arkeologi (mis., Batu-batu Moab, Dokumen-dokumen Ras Syamra) menunjukkan, bahwa bangsa Kanaan menggunakan suatu bahasa yang hampir sama dengan bahasa Ibrani.
Jadi, orang-orang Yahudi, pada zaman sebelumnya, bahkan sebelum tinggal di Kanaan, telah mengambil "bahasa Kanaan", yang dengan sedikit perubahan, menjadi bahasa Ibrani.
Di Babel, mereka menemukan bahasa Aram sebagai bahasa perdagangan.
Itu juga menjadi bahasa diplomasi selama beberapa masa (bdg. Yes. 36:11, 12).
Jadi, agaknya orang-orang Yahudi mengambil bahasa Aram, yang benar-benar sangat serupa dengan bahasa Ibrani (meski tidak seluruhnya sama; lih. II Raj. 18:26) dan selama beberapa waktu, mereka memakai dwibahasa.
Situasi ini tampaknya yang melatarbelakangi fakta, bahwa enam pasal Kitab Daniel adalah dalam bahasa Ibrani.
Bentuk Literatur.
Kitab Daniel adalah kitab Apokalips pertama yang luar biasa.
Sekalipun apocalypse hanyalah sebuah kata Yunani yang berarti "penyingkapan" atau "wahyu" dan karenanya cukup tepat menjadi nama untuk seluruh Alkitab, khususnya bagian-bagian yang berkaitan dengan masa depan, biasanya para ahli teologi dan penafsir sekarang memakainya secara khusus untuk jenis literatur tertentu di mana Daniel adalah satu-satunya contoh Perjanjian Lama, dan Wahyu satu-satunya contoh Perjanjian Baru.
Ada bagian-bagian Apokalips dalam kitab-kitab lainnya (mis. Za. 1:7-6:8), tetapi tidak ada kitab Apokalips lainnya di dalam Alkitab.
Tidak ada ahli konservatif, yang bisa membatasi suatu definisi Apokalips, yang bisa diterima oleh sifat naturalistis dari banyak pengetahuan Alkitab saat ini.
Karena kaum rasionalis yakin, bahwa penulis dan penanggalan yang keliru adalah sifat dasar dari Apokaliptis sebagaimana literatur Apokaliptis Yahudi, yang bukan termasuk kanon Alkitab dari dua abad sebelum Kristus.
Orang-orang yang memandang Daniel dan Wahyu sebagai asli dan benar, menganggap literatur Apokaliptis Alkitab sebagai suatu bentuk nubuatan tentang masa depan.
Itu dibedakan terutama oleh:
(1) Penggunaan penglihatan yang dilaporkan apa adanya (bukannya dicerna dan diringkas seperti kebanyakan nubuatan).
(2) Pemakaian simbol-simbol terutama sebagai sarana Pewahyuan, entah ditafsirkan (seperti tentang domba jantan dan kambing jantan dalam Dan. 8), atau tanpa ditafsirkan (seperti perempuan yang berselubung matahari dalam Why. 12).
(3) Ramalan tentang masa depan umat Allah (entah Israel atau Gereja) dalam kaitannya dengan bangsa-bangsa di bumi, yang digenapi dengan kedatangan Mesias.
(4) Karakteristik gaya prosa dan bukan gaya puitis dari bagian-bagian profetik lainnya dalam Perjanjian Lama.
Penafsiran Apokalips.
Karakter khusus dari Apokalips menuntut upaya terbaik dari penafsir dan kebergantungannya kepada Allah disertai kerendahan hati.
Belum ada aturan hermeneutik khusus yang telah berhasil dibuat untuk menangani literatur Apokalips.
Ketelitian yang sungguh-sungguh, harus digunakan agar aturan-aturan untuk menafsirkan Apokalips yang di luar Alkitab, tidak dipindahkan begitu saja ke dalam penafsiran Apokalips Alkitab.
Akhirnya, hanya tulisan-tulisan yang diilhamkan dari Daniel dan Yohanes-lah yang merupakan Apokalips yang sejati.
Yang lainnya palsu; dan sekalipun bermanfaat dalam memberikan latar belakang Perjanjian Baru, atau menarik bagi orang-orang yang senang dengan literatur khayalan, tulisan-tulisan itu tetap merupakan pseudepigrafa, yaitu tulisan-tulisan palsu.
Semua tulisan itu tiruan yang disengaja dari Apokalips yang benar, di mana Kitab Daniel merupakan contoh Alkitab yang menonjol.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.