Hosea 9:1-9: Tidak Akan Ada Sukacita Dalam Pembuangan
Minggu, Februari 24, 2019
Edit
Klik:
Hosea 9:1-9
Hos 9:1 Janganlah bersukacita, hai Israel! Janganlah bersorak-sorak seperti bangsa-bangsa! Sebab engkau telah berzinah dengan meninggalkan Allahmu, engkau telah mencintai upah sundal di segala tempat pengirikan gandum.
Hos 9:2 Tempat pengirikan gandum dan tempat pemerasan anggur tidak akan memberi mereka makan, dan anggur akan mengecewakan mereka.
Hos 9:3 Mereka tidak akan tetap diam di tanah TUHAN, tetapi Efraim harus kembali ke Mesir, dan di Asyur mereka akan memakan makanan najis.
Hos 9:4 Mereka tidak akan mempersembahkan korban curahan anggur kepada TUHAN dan korban-korban sembelihan mereka tidak akan menyenangkan hati-Nya. Roti mereka adalah seperti roti perkabungan, semua orang yang memakannya akan menjadi najis, sebab roti mereka adalah untuk dirinya sendiri, tidak boleh dibawa ke dalam rumah TUHAN.
Hos 9:5 Apakah yang hendak kamu perbuat pada waktu pertemuan raya dan pada waktu hari raya TUHAN?
Hos 9:6 Sebab walaupun mereka mengelakkan diri dari pemusnahan, Mesir akan mengumpulkan mereka, Memfis akan menguburkan mereka. Rumput akan menutupi barang-barang perak mereka yang berharga; onak akan tumbuh dalam kemah-kemah mereka.
Hos 9:7 Sudah datang hari-hari penghukuman, sudah datang hari-hari pembalasan, Israel akan mengalaminya, "Nabi adalah seorang pandir, orang yang penuh roh adalah orang gila!", oleh karena besarnya kesalahanmu dan besarnya permusuhan:
Hos 9:8 Efraim, umat Allahku, sedang mengintai nabi, jerat penangkap burung ada di sepanjang jalannya, permusuhan ada di rumah Allahnya.
Hos 9:9 Busuk sangat perbuatan mereka seperti pada hari-hari Gibea; Ia akan mengingat kesalahan mereka dan akan menghukum dosa mereka.
Tafsiran Wycliffe
1. Bangsa-bangsa kafir menuruti kehendak hatinya dengan pesta pora pada berbagai perayaan penuh sukacita mereka, tetapi sang nabi memperingatkan Israel: Janganlah bersukacita.
Tetangga-tetangga Israel mengambil bagian dalam ritus agama kesuburan yang amoral. Israel yang mengikuti cara mereka, mencintai upah, yang harfiahnya berarti upah sundal di segala tempat pengirikan gandum.
Orang-orang kafir mempersembahkan pemberian-pemberian kepada Baal, yaitu dewa kesuburan, untuk membujuknya agar membuat ladang-ladang menghasilkan buah.
Israel mengikuti langkah-langkah mereka.
2. Nabi memperingatkan, bahwa tempat pengirikan gandum dan tempat pemerasan anggur tidak akan memberikan hasil.
Usaha-usaha untuk mencari berkat dari Baal terbukti sia-sia, karena hanya Tuhan yang dapat memberkati ladang-ladang.
3. Pembuangan yang akan datang digambarkan sebagai kembali ke Mesir, yaitu ke rumah perbudakan.
Sebenarnya Israel dibawa ke Asyur, tetapi pengalaman itu secara metaforis disamakan dengan perbudakan di Mesir dahulu (bdg. 8:13).
Di Asyur, orang-orang Israel akan terpaksa memakan makanan najis (RSV). Tidak akan ada persembahan hasil pertama kepada Tuhan (bdg, Kel. 22:29; 23:19; Im. 23:10-12); karena itu makanan tersebut akan dinilai najis.
4. Di dalam pembuangan, tidak akan ada persembahan korban curahan anggur.
Persembahan-persembahan kurban disamakan dengan roti perkabungan (Bdg. Ul. 26:14) yang karena hubungannya dengan kematian, dianggap najis.
Makanan yang terdapat di rumah-rumah orang Yahudi pada waktu mayat berada di sana, tetap dianggap sebagai najis secara ritual.
Di tempat pembuangan, roti mereka adalah untuk dirinya sendiri (RSV). Bukan: roti mereka adalah untuk jiwa mereka (AV).
Orang-orang buangan akan mendapat roti untuk kebutuhan tubuh mereka, tetapi mereka akan dipisahkan dari rumah Tuhan; karena itu tidak akan ada persembahan-persembahan kurban yang bisa diterima.
5. Orang-orang buangan akan menjadi bingung dan susah pada waktu pertemuan raya, dan ketika hari raya Tuhan biasanya diperingati.
6. Nabi menggambarkan negeri itu dalam keadaannya nanti setelah musuh datang. Sebab ... mengelakkan diri dari pemusnahan, Palestina akan dikosongkan penduduknya. Sebagian rakyat akan pergi ke Mesir (Bdg. II Raj. 25:26).
Rumput dan onak akan tumbuh di seluruh kota-kota berharga mereka (tempat barang-barang perak mereka) dan kemah-kemah mereka (kemah-kemah atau tempat tinggal mereka, di mana berhala-berhala mereka tadinya disimpan).
7. Penghakiman digambarkan sebagai hari-hari penghukuman dan hari-hari pembalasan.
Tampaknya di sini Hosea mengutip perkataan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan, yang tidak mau menanggapi pelayanannya: Nabi adalah seorang pandir, orang yang penuh roh adalah orang gila.
Mereka mengejek nabi karena pesannya yang pesimis.
Sejumlah pakar berpendapat, bahwa Hosea mengucapkan kata-kata kutukan kepada nabi-nabi palsu (demikian Laetsch, in loco).
8. Dengan setia, nabi sejati itu memberitakan sabda Allah dan menghadapi oposisi aktif dari pemimpin-pemimpin Israel yang buta, termasuk nabi-nabi palsunya.
9. Kerusakan pada zaman Hosea disamakan dengan kerusakan pada hari-hari Gibea (Hak. 19-21), yang membawa kepada nyaris musnahnya suku Benyamin.
Selama beberapa waktu, tampak bahwa suku Benyamin akan menang, dan keadilan akan gagal, tetapi Allah yang menentukan.
Demikianlah yang akan selalu terjadi.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.