Kisah Para Rasul 5:1-11: Ananias dan Safira
Minggu, Juli 05, 2020
Edit
Klik:
Act / Kisah Para Rasul 5:1-11
Act 5:1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.
Act 5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Act 5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
Act 5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."
Act 5:5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.
Act 5:6 Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.
Act 5:7 Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi.
Act 5:8 Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian."
Act 5:9 Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar."
Act 5:10 Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya.
Act 5:11 Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.
Tafsiran Wycliffe
Kematian Ananias dan Safira (5:1-16).
Kejadian ini menunjukkan, bahwa Gereja mula-mula, tidak bebas dari masalah-masalah internal.
Lukas tidak berusaha untuk menutupi situasi itu, tetapi mengisahkan peristiwa tersebut dengan suasana menyedihkan.
1-2. Safira dalam bahasa Aram artinya cantik.
Seperti Barnabas, Safira dan suaminya menjual sebidang tanah.
Ananias, dengan setahu istrinya, menetapkan rencana untuk hanya menyerahkan sebagian uang yang diperoleh dari penjualan itu kepada para rasul, tetapi dengan berpura-pura, bahwa mereka menyerahkan seluruh hasil penjualan tersebut.
3. Tidak diceritakan bagaimana Petrus mengetahui penipuan ini; mungkin melalui pencerahan ilahi.
Petrus tidak menuduh, bahwa Ananias menipu dia, tetapi bahwa Ananias berusaha menipu Roh Kudus.
Roh Kudus jelas merupakan satu Pribadi, dan ayat 4 menunjukkan, bahwa Roh Kudus adalah juga Allah.
4. Program membagi kekayaan di Gereja mula-mula, merupakan suatu tindakan sukarela murni dan bukan kewajiban yang dipaksakan.
Selama sebidang tanah itu menjadi miliknya, adalah hak Ananias sepenuhnya untuk mempersembahkan sesuai dengan kerelaannya; dan bahkan sesudah ia menjual sebidang tanah itu, uang hasil penjualannya dapat dibagikan sesuai dengan keinginannya.
Dosa Ananias tidak terletak pada menahan sebagian dari uang itu, tetapi pada kelakuannya seakan-akan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, padahal dengan sengaja tetap menyimpan sebagian uang tersebut.
Ini merupakan dosa penyerahan yang tidak sungguh-sungguh, sebab berarti menipu Allah.
5. Ketika diperhadapkan dengan kehebatan dosanya, Ananias menjadi tidak berdaya sama sekali, dan segera rebah serta putuslah nyawanya.
Kita tidak diberitahu apa yang menyebabkan serangan jantung tersebut.
Jelas bukan Petrus yang menyebabkan kematian itu.
Entah Ananias meninggal akibat kejutan emosional atau bukan, yang jelas, kematiannya merupakan hukuman Allah terhadap pengabdian diri yang munafik.
6. Pada zaman dulu di Timur Tengah, karena kebusukan mayat nyaris langsung terjadi sesudah kematian, maka penguburan langsung dilaksanakan tanpa penundaan.
7. Safira pasti berada agak jauh dari tempat itu, sebab berita tentang kematian suaminya tidak begitu cepat sampai kepadanya.
9. Petrus menuduh Safira berkomplot dalam meremehkan Allah.
Mencobai Tuhan (Kel. 17:2), yaitu menguji sampai sejauh mana seseorang dapat memanfaatkan kebaikan Allah, merupakan dosa yang menakutkan.
Ini merupakan salah satu dari pencobaan yang dihadapi Tuhan kita (Mat. 4:7).
10. Nasib yang menimpa Ananias juga menimpa Safira, dia terjatuh dan meninggal dunia.
Tidak ada alasan untuk beranggapan, bahwa Ananias dan Safira bukan orang-orang yang sudah diselamatkan.
Kematian jasmaniah mereka, merupakan hukuman ilahi atas mereka, yang tidak melibatkan masalah keselamatan mereka.
Kenyataan bahwa mereka adalah orang percaya, justru menentukan kehebatan dari dosa mereka.
Mereka berpura-pura "menyerahkan semua" padahal dengan sengaja menahan sebagian dari Allah.
Dosa semacam ini hanya dapat dilakukan oleh seorang Kristen.
11. Peristiwa ini mendatangkan rasa hormat dan takut luar biasa terhadap Allah ke dalam jemaat, dan juga peristiwa ini memiliki pengaruh memurnikan.
Di sini, untuk pertama kali di dalam Kitab Kisah Para Rasul ini, kata untuk Gereja, ekklesia, muncul, yang artinya dipanggil, dan menunjuk pada pemanggilan para warga Yunani dari rumah mereka untuk berkumpul di tempat umum bagi maksud-maksud kesejahteraan bersama.
Kata ini diambil alih oleh Perjanjian Lama berbahasa Yunani, dan dipakai untuk Israel selaku umat Allah.
Penggunaannya di dalam Perjanjian Baru dengan demikian menunjukkan, bahwa Gereja adalah umat baru milik Allah.
Kata ini tidak pernah dipakai untuk pengertian bangunan.
Yang dimaksudkan adalah Gereja secara keseluruhan (5:11; 9:31; 20:28) dan juga kumpulan-kumpulan orang percaya setempat (11:26; 13:1).
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.