Kisah Para Rasul 18:1-17: Paulus di Korintus
Kamis, Juli 23, 2020
Edit
Klik:
Act / Kisah Para Rasul 18:1-17
Act 18:1 Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.
Act 18:2 Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
Act 18:3 Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.
Act 18:4 Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.
Act 18:5 Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.
Act 18:6 Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain."
Act 18:7 Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.
Act 18:8 Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.
Act 18:9 Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!
Act 18:10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini."
Act 18:11 Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.
Act 18:12 Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan.
Act 18:13 Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat."
Act 18:14 Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu,
Act 18:15 tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian."
Act 18:16 Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan.
Act 18:17 Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.
Tafsiran Wycliffe
Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-21:17).
Pasal 13 membawa kita ke bagian separuh kedua dari Kitab Kisah Para Rasul.
Di bagian separuh pertama, Yerusalem merupakan pusat cerita, dan tema utamanya ialah perluasan Gereja dari Yerusalem ke seluruh Palestina.
Sekarang, Yerusalem terdesak ke belakang, dan Antiokhia menjadi pusat cerita, karena Antiokhia menyokong perluasan Gereja di Asia dan Eropa.
Perluasan ini dilaksanakan dengan tiga perjalanan misi oleh Paulus, masing-masing dimulai dan diakhiri di Antiokhia.
Misi Kedua: Asia Kecil dan Eropa (15:36-18:22).
Lukas sekarang mencatat persiapan dari apa yang kita namakan perjalanan pemberitaan Injil yang kedua.
Sesudah jangka waktu yang tidak disebutkan, Paulus berniat mengunjungi kembali dan memperkuat Gereja-gereja yang sudah berdiri.
Waktu itulah, sayangnya, terjadi suatu perbedaan pendapat di antara Paulus dan Barnabas.
Barnabas ingin membawa Yohanes Markus, yang pernah menyertai mereka dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama, tetapi meninggalkan mereka ketika tiba di dataran Asia Kecil dan kembali ke Antiokhia.
Paulus menganggap tindakan ini sebagai bukti yang begitu nyata tentang ketidakmantapan, sehingga dia menolak keinginan Barnabas.
Akibatnya adalah perpisahan di antara Paulus dengan Barnabas.
Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus untuk mengunjungi Gereja-gereja yang didirikan pada perjalanan pemberitaan Injil yang pertama.
Paulus meminta Yerusalem mengirimkan Silas, yang baru saja berkunjung ke Antiokhia, dan yang dipandang oleh sang rasul sebagai orang yang dapat diandalkan.
18:1. Paulus meninggalkan Atena untuk pergi ke Korintus, di mana dia menantikan kedatangan Silas dan Timotius dari Makedonia.
Korintus adalah ibu kota propinsi Akhaya.
Kota ini terletak pada suatu tanah genting yang mencakup rute laut ke timur dan barat, dan juga rute darat ke utara dan selatan.
Korintus merupakan pusat perdagangan yang ramai, terkenal sebagai kota kosmopolitan dan terkenal juga akan kedursilaannya.
Menurut Strabo, kuil Afrodit memiliki seribu orang pelacur kuil.
Reputasi Korintus dilukiskan melalui kenyataan, bahwa ungkapan "bertindak seperti orang Korintus" dipakai untuk tindakan perzinaan, dan ungkapan "gadis Korintus" berarti pelacur.
Tidak mengherankan, bahwa Gereja di Korintus kemudian tercemar oleh masalah-masalah moral.
2. Suetonius (Life of Caludius, 25.4) mengatakan, bahwa orang-orang Yahudi berkali-kali terlibat dalam huru-hara ketika mendengar hasutan mengenai Kristus, sehingga Claudius terpaksa mengusir mereka dari Roma pada tahun 49 M.
Mungkin kata Krestus (yang artinya orang berguna) merupakan suatu salah pengertian di kalangan orang Romawi tentang istilah Kristus yang di dalam kosakata orang Romawi tidak ada artinya.
Apabila memang demikian, ini berarti, bahwa Injil Kristus diberitakan di dalam rumah-rumah ibadat Yahudi di Roma, dan menjumpai perlawanan yang demikian gigih, sehingga Claudius memerintahkan agar semua orang Yahudi meninggalkan kota.
Tidak jelas apakah Akwila dan Priskila sudah menjadi orang percaya sebelum mereka meninggalkan Roma.
Karena tidak pernah disebutkan, bahwa Paulus memberitakan Injil kepada mereka, maka kemungkinan mereka sudah menjadi Kristen di Roma.
Kita tidak tahu apa-apa tentang asal-usul Gereja yang ada di Roma.
Dua orang Yahudi ini tiba di Korintus dan membuka usaha di situ.
3. Tukang kemah. Mungkin yang dimaksudkan adalah menjahit kain yang berat dari bulu kambing, yang kemudian dijadikan kemah; atau "ahli mengolah kulit" (Zake dan Cadbury).
Terdapat suatu kebiasaan di kalangan para rabi Yahudi untuk tidak menerima bayaran atas kegiatan mereka mengajar, karena itu, Paulus yang dididik sebagai rabi, telah belajar cara untuk membuat kemah.
Rasul Paulus tidak langsung memberitakan Injil di Korintus, tetapi bergabung dahulu dengan Akwila dan Priskila mempraktikkan pekerjaan tersebut sepanjang minggu itu.
4. Pada hari Sabat, Paulus berkhotbah di rumah ibadat.
Sebuah prasasti bertanggal awal abad I ditemukan di Korintus, bertuliskan: "Rumah ibadat orang Yahudi".
5. Paulus tampaknya merencanakan untuk kembali ke Makedonia sesudah meninggalkan Korintus, dan melanjutkan pelayanannya di Tesalonika dan Berea sesudah kedatangan Silas dan Timotius.
Surat-surat Paulus lebih banyak mengisahkan gerakan dari dua orang ini dibandingkan dengan Kisah Para Rasul.
Paulus telah meninggalkan mereka di Berea dengan perintah untuk secepat mungkin menyusul dirinya ke Atena (17:15).
Sesungguhnya, mereka memang bergabung dengan Paulus di Atena (I Tes. 3:1), rupanya dengan membawa berita, bahwa tidak aman bagi Paulus untuk kembali ke Makedonia.
Karena itu, Paulus kemudian mengutus Timotius kembali ke Tesalonika dan Silas diutus ke sebuah kota lain di Makedonia, mungkin Filipi.
Sekarang Timotius dan Silas sudah bergabung kembali dengan Paulus di Korintus, dan ketika mereka melaporkan, bahwa di Makedonia belum aman untuk rasul Paulus, maka rasul inipun dengan penuh semangat memusatkan perhatiannya untuk memberitakan Injil di Korintus.
Paulus memberitakan, bahwa Yesus adalah Mesias.
7. Di sebelah rumah ibadat Yahudi, terdapat rumah yang dimiliki oleh seorang yang bernama Titius Yustus, orang bukan Yahudi yang takut akan Allah (bdg. tafsiran 10:2), yang mengunjungi rumah ibadat itu.
Dia membuka rumahnya kepada Paulus untuk memberitakan Injil bila sang rasul pulang dari rumah ibadat.
8. Bertobatnya Krispus, kepala rumah ibadat itu (lih. 13:15) bersama dengan seluruh keluarganya, pastilah sangat memukul orang Yahudi, dan memberikan peluang besar bagi pelayanan Paulus.
Pembaptisan Krispus disebut dalam I Korintus 1:14.
9-11. Tampaknya Paulus tidak yakin, bahwa Tuhan memang menghendaki dirinya melayani di Korintus.
Tetapi, Allah sekarang meyakinkan dia melalui suatu penglihatan, yang mendorongnya untuk jangan diam, dan memastikan kepadanya, bahwa pelayanannya di tempat itu akan disertai dengan berkat ilahi dan keberhasilan.
Karena itu, Paulus meluangkan waktu lebih banyak di Korintus daripada biasanya, sambil mengajarkan Firman Allah selama satu setengah tahun.
12. Pada akhir masa ini, Galio ditugaskan menjadi gubernur baru atas propinsi Akhaya, yang beribu kota Korintus.
Propinsi-propinsi semacam itu, berada di bawah pemerintahan Senat dan dipimpin oleh seorang gubernur selama masa bakti dua tahun.
Galio. Saudara laki-laki dari filsuf yang bernama Seneca.
Penugasan ini memberikan tanggal yang cukup pasti bagi karier Paulus di tempat ini, sebab Galio tiba di Korintus pada bulan Juli tahun 51 atau 52 M, dengan kemungkinan lebih condong pada tanggal yang pertama.
Paulus sudah berada di Korintus selama satu setengah tahun.
Orang-orang Yahudi memanfaatkan peluang untuk menguji ketegasan dari pejabat yang baru ini, dengan harapan Galio bersedia memenuhi permintaan mereka.
Sebuah keputusan tidak menyenangkan dari pemerintah Roma terhadap Paulus, bukan hanya akan berlaku di Korintus, tetapi di seluruh propinsi tersebut.
Karena itu, mereka menghasut timbulnya kerusuhan dan menyeret Paulus ke hadapan pengadilan Galio, dengan tuduhan, bahwa sang penginjil menyebarkan agama yang bertentangan dengan hukum Romawi (pengertian yang lebih tepat dibandingkan dengan Hukum Taurat sebagaimana tercantum dalam terjemahan baru LAI).
Hukum Romawi mengakui agama Yahudi selaku agama yang sah.
Orang-orang Yahudi menuduh Paulus mengajarkan agama baru yang bertentangan dengan agama Yahudi, sehingga dengan demikian juga bertentangan dengan hukum Romawi.
14-16. Galio sadar, bahwa Paulus tidak melakukan suatu pelanggaran atau kejahatan yang harus dihukum.
Sejauh yang diketahui olehnya, pemberitaan sang rasul hanya berbeda dengan Yudaisme, dan berbeda dengan penafsiran hukum Yahudi.
Karena itu, Galio menolak untuk menghukum Paulus, dan mengusir orang-orang Yahudi yang datang melapor kepadanya.
17. Peristiwa selanjutnya menunjukkan, bahwa masyarakat menyimpan perasaan anti Yahudi yang kuat.
Sostenes sudah menggantikan kedudukan Krispus selaku kepala rumah ibadat, dan masyarakat menyerbu dan memukulinya di hadapan Galio.
Kenyataan bahwa Galio sama sekali tidak menghiraukan persoalan tersebut, tidak berarti bahwa dia menganggap sepi nilai-nilai rohani.
Tetapi, lebih tepat untuk mengatakan, bahwa Galio secara sengaja tidak memperhatikan kerusuhan, yang secara teknis merupakan pelanggaran terhadap ketenangan.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.