Kisah Para Rasul 28:17-29: Pembicaraan dengan Orang Yahudi di Roma
Kamis, Agustus 06, 2020
Edit
Klik:
Act / Kisah Para Rasul 28:17-29
Act 28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
Act 28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahanpun padaku yang setimpal dengan hukuman mati.
Act 28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku.
Act 28:20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini."
Act 28:21 Akan tetapi mereka berkata kepadanya: "Kami tidak menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorangpun dari saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau.
Act 28:22 Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu, sebab tentang mazhab ini kami tahu, bahwa di mana-manapun ia mendapat perlawanan."
Act 28:23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.
Act 28:24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya.
Act 28:25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya:
Act 28:26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
Act 28:27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
Act 28:28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya."
Act 28:29 (Dan setelah Paulus berkata demikian, pergilah orang-orang Yahudi itu dengan banyak perbedaan paham antara mereka.)
Tafsiran Wycliffe
Perluasan Gereja ke Roma (21:18-28:31).
Lukas telah mengisahkan perluasan Gereja dari Yerusalem hingga Yudea dan Samaria sampai berdirinya sebuah Gereja orang bukan Yahudi yang semi mandiri di Antiokhia.
Dari Antiokhia, Injil oleh Paulus disebarkan melalui tiga kali perjalanan pemberitaan Injil ke seluruh Asia dan Eropa.
Pemberitaan Injil di wilayah yang lain, pasti juga dilaksanakan oleh para rasul yang lain.
Sebagai contoh, kita tidak tahu apa-apa tentang pemberitaan Injil di Mesir, dengan pusatnya yang besar, yaitu Aleksandria.
Lukas hanya tertarik untuk menelusuri garis-garis utama dari penyebaran yang ia anggap paling penting, yaitu ke Roma.
Sekarang dia hanya tinggal mengisahkan misi Paulus yang membawa Injil ke Roma.
Jelas Lukas tidak mempunyai maksud untuk mengisahkan awal pemberitaan Injil di Roma, atau awal pendirian Gereja di sana, sebab dia menceritakan bagaimana saudara-saudara seiman di sana menyambut Paulus ketika sang rasul tiba di kota itu (28:15).
Kita mengetahui, bahwa Paulus telah menulis sebuah surat kepada jemaat di Roma (Rm. 1:7), tetapi Lukas tidak mencatat, bagaimana Injil pada mulanya tiba di Kota Kerajaan tersebut.
Karena Lukas tidak bermaksud melukiskan awal penginjilan di Roma, mungkin Lukas bermaksud untuk menunjukkan, bahwa sekalipun Paulus pertama-tama memberitakan tentang Kerajaan Allah kepada orang Yahudi, dia berbalik dan memberitakannya kepada orang bukan Yahudi ketika orang Yahudi menolak pemberitaannya (28:24-31).
Perluasan Gereja secara geografis bukan merupakan perhatian utama Lukas, yang lebih diutamakan olehnya ialah gerakan sejarah penebusan dari orang Yahudi ke orang bukan Yahudi.
Sesuai dengan maksud ini, Lukas memakai cukup banyak tempat untuk menceriterakan kisah kunjungan Paulus yang terakhir ke Yerusalem, bukan karena kunjungan itu sendiri penting, tetapi karena kunjungan tersebut menunjukkan penolakan terakhir terhadap Injil oleh Yerusalem.
Injil Diterima di Roma (27:1-28:31).
Lukas sekarang mengisahkan perjalanan Paulus dari Palestina ke Italia dan penerimaan dirinya di Roma.
Kenyataan bahwa Lukas mengisahkan perjalanan ini secara rinci, menunjukkan betapa peristiwa ini penting bagi tujuan Lukas.
Motif dari perjalanan ini, menurut kisah Lukas, bukanlah permulaan pemberitaan Injil di ibu kota Romawi itu, melainkan penolakan oleh orang Yahudi di Roma, dan penerimaan oleh orang bukan Yahudi.
Kenyataan ini membawa salah satu motif pokok dari keseluruhan Kitab ini kepada puncaknya, yakni penolakan atas Israel dan munculnya Gereja bukan Yahudi.
17-20. Di Roma terdapat sejumlah rumah ibadat Yahudi, tetapi karena Paulus adalah tahanan, sekalipun dia menikmati sedikit kebebasan, tidak enak baginya untuk mengunjungi sinagoge-sinagoge tersebut.
Karena itu, dia mengumpulkan para pemimpin Yahudi di tempat itu, untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya kepada mereka.
Dia mengatakan, bahwa dia sama sekali tidak menolak satupun hukum Yahudi, dan bahwa sebagai orang yang tidak bersalah, ia diserahkan selaku tahanan ke tangan pemerintah Roma.
Sekalipun sebenarnya orang-orang Romawi hendak membebaskan dia, orang-orang Yahudi mengajukan keberatan terhadap keputusan itu, sehingga Paulus beranggapan, bahwa satu-satunya cara untuk lolos adalah dengan meminta naik banding kepada Kaisar.
Sekalipun demikian, Paulus tidak ingin membuat tuduhan apapun terhadap orang Yahudi sehubungan perlakuan mereka terhadapnya.
Dia menjadi tahanan justru karena pengharapan Israel, dengan itu Paulus hendak mengatakan, bahwa iman Kristen yang dianutnya merupakan penggenapan sejati dari pengharapan umat Allah.
21-22. Para pemimpin Yahudi menyatakan, bahwa mereka tidak menerima surat, atau utusan dari Yerusalem dengan tuduhan apapun terhadap Paulus.
Selanjutnya, secara tidak langsung, mereka mengatakan, bahwa mereka tidak tahu apa-apa tentang mazhab yang dianut oleh Paulus, selain mendengar, bahwa mazhab itu di mana-mana memperoleh kecaman keras.
F. F. Bruce (Commentary on Acts) secara logis menunjukkan, bahwa di dalam hal ini, para pemimpin Yahudi itu tidak mengemukakan seluruh kebenaran.
Mustahil bahwa mereka belum mendengar apa-apa tentang Gereja Kristen di Roma, sebab dari surat Paulus kepada jemaat di Roma, kita mengetahui, bahwa di sana terdapat sebuah Gereja yang sangat bersemangat.
Lagipula, sangat mustahil, bahwa berita dari Yerusalem tidak sampai kepada orang-orang Yahudi di Roma, sebab di antara mereka terjalin komunikasi yang berkesinambungan.
Sekalipun demikian, jelas tidak ada tuduhan sah yang dapat diarahkan kepada Paulus, sehingga orang-orang Yahudi itu menganggap lebih bijaksana untuk sama sekali tidak melibatkan diri di dalam kasus Paulus, agar tidak menimbulkan amarah pemerintah Roma.
23. Beberapa saat kemudian, para pemimpin Yahudi itu kembali ke tempat di mana Paulus tinggal untuk mendengarkan pendapatnya.
Pemberitaan Paulus terdiri dari bersaksi mengenai Kerajaan Allah, dengan berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus.
Kedua hal ini jelas merupakan konsep yang sinonim.
Paulus berusaha menunjukkan, bahwa hal-hal tentang Yesus dan Kerajaan Allah merupakan penggenapan sejati dari hukum Musa, dan nubuat para nabi, dan bahwa iman nenek moyang Israel memperoleh penggenapannya di dalam iman Kristen.
24-27. Tanggapan dari para pemimpin Yahudi di Roma terhadap pemberitaan Paulus, sama dengan tanggapan yang dijumpainya di tempat lain.
Ada yang menjadi percaya, tetapi sebagian besar menolak.
Melihat kenyataan ini, Paulus mengutip Yesaya 6:9-10, yang melukiskan kebebalan dan kekerasan rohani dari umat Allah.
Keadaan mereka tidak tertolong lagi, sebab mereka tidak mampu berbalik kepada Allah untuk disembuhkan.
28. Kisah Para Rasul mencapai puncaknya di dalam pernyataan berikut ini: Keselamatan yang daripada Allah ini (sekarang; mulai sekarang) disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya.
Delapan pasal terakhir dari kitab ini -- lebih dari seperempat bagian kitab -- mengisahkan pengalaman Paulus di Yerusalem dan perjalanannya ke Roma.
Muncul pertanyaan: Mengapa Lukas memanfaatkan tempat yang demikian banyak untuk mengisahkan rangkaian peristiwa ini, padahal kisahnya sebelumnya yang menceriterakan rangkaian peristiwa yang sama pentingnya dikisahkan dengan demikian ringkas?
Jawabannya pastilah bahwa salah satu tujuan utama Lukas ialah menunjukkan, bahwa sebagaimana bangsa Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka, dan menyeret-Nya ke kayu salib, demikian pula para pemimpin Yahudi baik di Yerusalem maupun di Roma, mempertegas sifat murtad mereka dengan menolak tokoh terbesar dari Gereja Rasuli serta Injil yang diberitakan olehnya.
Dalam pada itu, ke manapun Paulus pergi, dia diterima oleh para penyembah bukan Yahudi di rumah-rumah ibadat Yahudi, dan memperoleh perlindungan dari pejabat Romawi.
Inti dari sifat keras kepala Israel, dan sifat tanggap bangsa-bangsa bukan Israel ini, terangkum dalam Kisah Para Rasul 28:25-28.
Kata-kata ini merupakan pernyataan formal tentang ketidaksenangan Tuhan terhadap sikap memberontak Israel.
Karena itu, Injil sekarang akan memperoleh tempat di kalangan bangsa, bukan Yahudi.
Pemberontakan Israel sudah sempurna.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.