Galatia 1:6-10: Hanya Satu INJIL
Senin, Oktober 26, 2020
Edit
Klik:
Galatians / Galatia 1:6-10
Gal 1:6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, Gal 1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Gal 1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Gal 1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. Gal 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.Tafsiran Wycliffe
Tema Surat Ini (1:6-9). Bukannya mengucap syukur kepada Allah atas para pembacanya, Paulus malah mengungkapkan keheranannya pada tindakan mereka meninggalkan Allah. Dia tidak mengucapkan berkat, tetapi justru mengutarakan sebuah peringatan. 6. Berbalik. Lebih tepat adalah membalikkan diri, yang artinya beralih kepada pandangan lain, dan dengan demikian menyangkal hubungan dari panggilan ilahi untuk menjadi anak, yang adalah kasih karunia Kristus. Begitu lekas. Mungkin tidak mengacu kepada barunya peristiwa pertobatan, sebab orang-orang yang baru bertobat merupakan kelompok yang paling rawan untuk dipengaruhi oleh ajaran palsu. Jika kata-kata ini ditafsirkan menurut waktu, maka yang dimaksudkan ialah begitu cepat sesudah para guru palsu memulai pekerjaan mereka, atau begitu cepat sesudah sang rasul meninggalkan Galatia. Mungkin yang dimaksudkan adalah sikap: begitu cepat, menyerah dengan begitu mudah. Tindakan berbalik itu masih terus terjadi, karena itu belum tuntas. Masih ada harapan, bahwa mereka dapat berbalik. Tetapi, yang ditunjukkan adalah seriusnya dari tindakan berbalik tersebut. Tindakan itu berarti menjauh dari Allah yang telah memanggil mereka di dalam kasih karunia, dan menuju kepada injil lain. Paulus menggunakan istilah injil ini sebagai suatu kelonggaran. Sebetulnya tidak ada Injil yang lain, suatu Injil kedua yang orang bisa pilih dan tetap mendapat pesan ilahi tentang keselamatan kekal. 7. Sekalipun tindakan berbalik itu merupakan tanggung jawab Jemaat Galatia sendiri (kamu begitu lekas berbalik; ayat 6), alasan yang menyebabkan hal itu terjadi terdapat pada orang-orang yang mengganggu mereka (bdg. Kis. 15:24), yaitu para penganut Yudaisme yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil, dengan mengubahnya menjadi sesuatu yang berbeda sama sekali. Sekalipun demikian, mereka tidak dapat mengubah Injil, karena itu adalah Injil Kristus. Kehormatan untuk memberitakannya tidak termasuk hak untuk mengubahnya. 8. Tetapi, kata Paulus, sekalipun kami (bentuk jamak editorial, sebab Paulus merupakan orang yang paling tidak mungkin mengubah Injil, mengingat situasi sekitar panggilan atas dirinya), atau seorang malaikat dari sorga (yang bahkan lebih tidak mungkin lagi mengubah amanat ilahi; bdg. Mat. 6:10), memberitakan Injil yang berbeda dengan yang telah diberitakan oleh Paulus sebelumnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, maka terkutuklah dia (bdg. I Kor. 16:22). 9. Paulus telah memberikan peringatan semacam itu sebelumnya kepada jemaat-jemaat di Galatia. Di dalam surat ini, hal itu dilakukannya kembali. Paulus sangat gigih di dalam mempertahankan kemurnian Injil. Di dalam mengulangi pernyataannya yang kuat tersebut, sang rasul berubah dari suasana pengandaian kemungkinan kepada suasana menunjukkan kenyataan jika ada orang yang memberitakan injil lain (penganut Yudaisme sedang melakukannya), terkutuklah dia. 10. Karena sang rasul telah mengeluarkan pernyataan yang demikian keras, dia pikir seharusnya sudah jelas sekarang, bahwa ia bukan berusaha membujuk orang dalam arti menenangkan mereka, atau berusaha menyenangkan mereka. Sebaliknya, sang rasul lebih memperhatikan hubungan baiknya dengan Allah. Menyenangkan manusia dengan menyesuaikan berita yang disampaikannya dengan keinginan mereka adalah tidak konsisten dengan kedudukannya sebagai hamba Kristus.Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.