Galatia 1:1-5: Salam | Garis Besar dan Pendahuluan Kitab
Minggu, Oktober 25, 2020
Edit
Klik:
Galatians / Galatia 1:1-5
Gal 1:1 Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, Gal 1:2 dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia: Gal 1:3 kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, Gal 1:4 yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. Gal 1:5 Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.Tafsiran Wycliffe
Salam (1:1-5). Pola umum dari permulaan surat, dipergunakan di sini, tetapi ini lebih penting, sebab penulisnya adalah seorang rasul dengan otoritas yang berasal dari Allah, dan dia menyapa orang-orang yang oleh kasih karunia telah dilepaskan dari kutuk zaman ini. Orang-orang itu juga bukan orang biasa, sebab mereka adalah orang Kristen. 1. Rasul. Arti orang yang diutus saja, tidak cukup dalam hal ini. Semua orang percaya memiliki tugas demikian. Paulus meneruskan membela otoritas khususnya sebagai seorang Kristen yang adalah guru, pendiri Gereja, pendisiplin, dan pengoreksi ajaran sesat. Bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia. Kata negatif bukan menentukan nada dari surat ini: surat ini bersifat polemik, suatu pengungkapan kesalahan dengan tujuan melukiskan kebenaran secara lebih nyata. Apabila orang-orang yang mengyahudikan orang mempunyai kedudukan sebagai rasul, maka kedudukan itu berasal dari manusia. Kerasulan Paulus bukan dari manusia. Sumbernya lebih tinggi. Juga bukan oleh seorang manusia. Tidak seorang pun, rasul atau yang lain, yang telah menjadi perantara bagi otoritas Paulus (bdg. 1:12). Sebaliknya otoritas itu ia miliki melalui tindakan Yesus Kristus secara langsung di dalam kehidupannya. Kontras tersebut, menjadikan Kristus lebih dari sekadar manusia biasa. Di belakang Dia dan berkedudukan setara dengan Dia terdapat Allah Bapa yang di sini diperkenalkan sebagai Pribadi Yang telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kristus yang telah bangkit itulah yang telah menampakkan diri kepada Paulus dan menjadikannya rasul. Lihat: Pertobatan Paulus. 2. Identitas dari semua saudara yang ada bersama dengan Paulus, tidak diketahui. Untuk mengetahui lokasi dari jemaat-jemaat di Galatia, lihat bagian Pendahuluan. 3. Kasih karunia dan damai sejahtera adalah berkat kembar dari Allah, yang urutannya tidak boleh dibalik. Anugerah ilahi yang diterima, memungkinkan orang hidup dalam kepenuhan dan dalam keharmonisan dengan Allah dan dengan sesama orang percaya. Berkat-berkat ini datang dari Tuhan Yesus Kristus dan juga dari Allah Bapa. 4-5. Yang telah menyerahkan diri-Nya. Sebuah tindakan final, murni dilaksanakan dengan sukarela. Karena dosa-dosa kita. Karena (hyper) pada umumnya dipakai untuk orang-orang yang menikmati manfaat dari karya Kristus (bdg. 3:13). Dosa pribadi bukanlah satu-satunya penghalang di antara Allah dengan manusia. Manusia harus dilepaskan dari seluruh kedudukannya di dunia jahat yang sekarang ini. Injil bukanlah berita perbaikan, melainkan berita pembebasan. Kata dunia lebih tepat diterjemahkan sebagai zaman. Zaman merupakan istilah waktu, dan sama sekali tidak mengacu kepada alam atau manusia, tetapi kepada lingkungan hidup manusia yang telah dirusak oleh dosa dan dikuasai oleh iblis, yaitu ilah zaman ini (II Kor. 4:4). Kristus di dalam karya penebusan-Nya, bertindak bersama dengan Allah sesuai dengan kehendak-Nya (bdg. II Kor. 5:19). Hanya bagi Allah segala kemuliaan, pujian orang-orang kudus, untuk selama-lamanya. Tanpa menegaskan keilahian Sang Anak, rasul Paulus menyampaikan kebenaran tersebut dengan mengaitkan Kristus kepada Bapa di dalam panggilannya sebagai rasul di dalam penganugerahan kasih karunia dan damai sejahtera, dan di dalam penyelesaian tugas penyelamatan.Pendahuluan Kitab Galatia
Alasan Penulisan. Jemaat-jemaat di Galatia didirikan sebagai hasil dari usaha pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Oleh karena itulah, sang rasul sangat bersusah hati ketika para pengacau, yaitu orang-orang Kristen Yahudi menyebar di antara orang-orang non-Yahudi yang baru dimenangkan itu untuk berusaha menyuruh mereka sunat, dan mengatakan bahwa mereka harus melaksanakan Hukum Musa sebagai syarat untuk memperoleh keselamatan (Gal.1:7; 4:17; 5:10). Menulis di bawah ketegangan yang tinggi (sebagaimana tampak dari tiadanya ucapan syukur yang biasanya dicantumkan), Paulus menghadapi masalah tersebut dengan terus terang dan karena itu, di dalam surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ini, ia sangat menyerang tindakan keliru, berupa usaha memaksakan adat kepercayaan Yahudi. Penerima Surat Ini. Jemaat-jemaat ini cukup dekat berhubungan dan mirip, sehingga dapat dikelompokkan menjadi satu. Di dalam 3:1, Paulus menyebut sidang pembacanya sebagai "orang-orang Galatia". Pada pertengahan abad pertama tarikh Kristiani, kata Galatia memiliki lebih daripada satu arti, yakni: (1) Kata ini berarti wilayah di utara tengah Asia Kecil di mana bangsa Gaul menetap sesudah meninggalkan Eropa barat. Kota-kota utamanya adalah Pesinus, Ankyra dan Tavium. (2) Kata ini juga berarti propinsi Galatia dari kerajaan Roma. Propinsi ini didirikan oleh pemerintah Roma pada tahun 25 sM dengan menambahkan ke wilayah Galatia utara sedikit wilayah ke selatan. Penambahan ini termasuk kota-kota Antiokhia, Ikonium, Listra dan Derbe yang dikunjungi oleh Rasul Paulus pada saat Perjalanan pemberitaan Injilnya yang pertama. Nyaris mustahil, bahwa surat ini ditulis kepada orang-orang Kristen baik di Galatia utara maupun selatan (bdg. 4:14). Perdebatan mengenai tujuan sesungguhnya dari surat ini, masih berlanjut terus dan mungkin tidak akan pernah tuntas. Lightfoot mendukung teori tentang Galatia utara. Sebagian besar penafsir Jerman masih terus menganut pandangan ini (mis. Schlatter, Lietzmann, Schlier), walaupun sebagian di antaranya tidak mengemukakan pandangan mereka. Sir William Ramsay dengan kuat mengusulkan pandangan Galatia selatan, dan pandangan ini telah beredar luas di kalangan pakar yang berbahasa Inggris. Keuntungan dari teori ini, jika memang teori ini benar, ialah memberikan kepada kita informasi tentang pendirian dari jemaat-jemaat ini (Kis. 13:14). Dalam pada itu, Lukas memakai istilah "Galatia" (harfiah, wilayah Galatia) hanya ketika melaporkan perkembangan para pemberita Injil di luar wilayah Galatia selatan (Kis. 16:16; bdg. Kis. 18:23). Tanggal dan Tempat Penulisan. Berlandaskan pada teori Galatia selatan, kita dapat berkesimpulan, bahwa surat ini ditulis sebelum sidang rasuli di Yerusalem dalam Kisah 15 (ketika mana dibuat pernyataan resmi mengenai hubungan antara orang bukan Yahudi dengan Hukum Taurat). Karena Paulus dan Barnabas dua kali mengunjungi jemaat-jemaat itu dalam perjalanan pertama ini, maka pernyataan-pernyataan dalam Galatia 4:13 dapat dianggap sudah terpenuhi (di dalam ayat tersebut pertama kali berarti kunjungan pertama dari dua kunjungan), sekalipun sama sekali belum pasti, apakah Paulus sendiri menganggap peristiwa tersebut kunjungan kedua. Banyak penafsir beranggapan, bahwa ketika Paulus mengisahkan kembali pertemuan dengan beberapa orang rasul dalam pasal 2, tidak mungkin yang ia maksudkan adalah sidang rasuli di Yerusalem, sebab dia tidak menyebutkan keputusan yang diambil dalam sidang itu; keputusan tersebut akan sangat mendukung argumentasi yang ia kemukakan dalam surat ini. Argumentasi ini tidak bersifat menentukan, sebab maksud dari keputusan tersebut bukan menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi orang bukan Yahudi untuk dapat diterima ke dalam kalangan Gereja, melainkan untuk memudahkan hubungan antara orang-orang Kristen dari kalangan non-Yahudi dengan mereka yang Yahudi. Jadi, keputusan tersebut tidak memiliki hubungan langsung dengan argumentasi yang dikemukakan di dalam surat ini. Lightfoot menekankan adanya sejumlah kemiripan di antara surat Galatia ini dengan surat Korintus dan surat Roma. Semuanya, hingga taraf tertentu, membahas kontroversi tentang membuat orang mengikuti adat Yahudi. Atas dasar ini, surat Galatia tampaknya ditulis pada saat perjalanan ketiga pemberitaan Injil Paulus dan bisa ditulis dari Efesus atau dari Makedonia. Pertimbangan ini menunjukkan, bahwa surat ini ditulis baru pada tahun 56 M. Menurut pandangan lain, surat ini ditulis pada tahun 48 atau 49, mungkin dari Antiokhia. Sebuah tanggal antara, sekitar tahun 53 M, yakni pada awal pelayanan di Efesus, merupakan kemungkinan yang menarik. Sebuah masa antara di antara penulisan surat ini dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus dan Roma, diperlukan untuk menjelaskan beberapa perbedaan nada dan pembahasan. Alur Pemikiran. Dua pasal yang pertama pada umumnya dipergunakan untuk mengemukakan sifat dari kerasulan Paulus. Penjelasan ini penting bagi Injil yang diberitakan olehnya, sebab jika musuh-musuhnya dapat menunjukkan bahwa ia belum dipanggil dan ditugaskan untuk memberitakan kebenaran, maka semua pendengarnya dapat mempertanyakan berita yang disampaikan olehnya. Sekalipun menyakitkan bagi Paulus untuk mengungkapkan hal-hal yang demikian pribadi, dia harus menghadapi tantangan tersebut, yaitu dengan membuktikan, bahwa dirinya memiliki kedudukan rasul sendiri yang sepenuhnya setara dengan para rasul yang lain. Dia menerima Injil yang diberitakannya bukan melalui pembinaan oleh manusia, tetapi melalui penyataan ilahi, dan terbukti sesuai dengan yang diberitakan oleh rasul yang lain. Selanjutnya, Paulus beralih kepada suatu pernyataan tentang apakah Injil itu sebenarnya (ps. 3, 4). Injil adalah berita kasih karunia yang menuntut adanya iman. Hukum Taurat tidak menghasilkan iman, malah menghasilkan kutuk yang darinya Kristus harus menebus manusia. Sesudah tindakan menerima Injil, orang harus hidup sesuai dengannya (ps. 5, 6). Di sini, kuasa salib dan kekuatan dari Roh Kudus disajikan sebagai berkuasa menghasilkan apa yang diinginkan, dan bukan sebagai usaha untuk menaati Hukum Taurat. Pengaruh. Surat ini berisi pernyataan paling tegas dalam Alkitab tentang keselamatan yang bukan diperoleh karena perbuatan baik. Surat ini telah mengubah pemikiran Luther dan memainkan peranan strategis di dalam Reformasi. Luther menyatakan, bahwa dirinya dinikahkan dengan Kitab ini; Kitab ini merupakan Katherin rohaninya. Pada abad kesembilan belas, F. C. Baur menjadikan Kitab ini sangat penting bagi teorinya, bahwa kontroversi tentang legalisme di Gereja mula-mula demikian kuat, sehingga telah menggoyahkan landasan Gereja. Menurut Baur, kontroversi ini mempengaruhi seluruh Perjanjian Baru, baik secara positif maupun secara negatif ketika orang menulis untuk mendukung salah satu pandangan, atau berusaha untuk menutupi perbedaan yang ada di antara Hukum Taurat dan kasih karunia sebagai sarana untuk memperoleh keselamatan. Karena Galatia menampilkan kontroversi ini dengan sangat jelas, keasliannya harus diakui. Pandangan ini pada dasarnya tidak mengalami perubahan sejak Baur.Garis Besar Kitab Galatia
I. Pendahuluan (1:1-9) A. Salam. (1:1-5) B. Tema Surat Ini (1:6-9) II. Paulus Membela Kerasulannya (1:10-2:21) A. Penegasan Kerasulan Khusus (1:10-17) B. Ketiadaan Hubungan Sebelumnya dengan Rasul-rasul di Yerusalem (1:18-24) C. Kegagalan Hubungan yang Belakangan untuk Mempersoalkan Kerasulannya atau Menambah Injil yang Diberitakannya (2:1-10) D. Otoritas Bebasnya Dibenarkan dalam Perjumpaannya dengan Petrus di Antiokhia (2:11-21) III. Paulus Menjelaskan Injil yang Diberitakannya (3:1-4:31.) A. Penjelasan dari Pengalaman (jemaat di Galatia) (3:1-5) B. Penjelasan dari Alkitab (kasus Abraham) (3:6-9) C. Penjelasan dari Hukum Taurat (3:10-4:11) 1. Kutukan Hukum Taurat yang darinya Kristus harus Mengadakan Kelepasan (3:10-14) 2. Kekokohan Ikatan Perjanjian dan Keunggulannya Atas Hukum Taurat (3:15-18) 3. Maksud Hukum Taurat Durasinya Sementara dan Bekerjanya Negatif (3:19-22) 4. Kedudukan Sebagai Anak Bukan Melalui Hukum Taurat Tetapi Melalui Iman (2:23-4:7) 5. Himbauan untuk Tidak Kembali kepada Perbudakan (4:8-11) D. Penjelasan dari Penerimaan Jemaat di Galatia (4:12-20) E. Penjelasan dari Ikatan Perjanjian (4:12-31) IV. Injil Paulus Dipraktikkan (5:1-6:15) A. Injil Dipraktikkan Dalam Kemerdekaan (5:1-12) B. Injil Dipraktikkan Dalam Kasih (5:13-15) C. Injil Dipraktikkan Dalam Roh (5:16-26) D. Injil Dipraktikkan Dalam Pelayanan (6:1-10) E. Injil Dipraktikkan Dalam Pemisahan dari Dunia (6:11-15) V. Kesimpulan (6:16-18) A. Doa Penutup (6:16) B. Kesaksian Penutup (6:17) C. Berkat (6:18)Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.