Galatia 2:11-14: Paulus Bertentangan Dengan Petrus

Klik:

Galatians / Galatia 2:11-14

Gal 2:11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah.

Gal 2:12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat.

Gal 2:13 Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.

Gal 2:14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"

Tafsiran Wycliffe

Otoritas Bebasnya Dibenarkan Dalam Perjumpaannya dengan Petrus di Antiokhia (2:11-21).

Di sini, Paulus berjumpa dengan Petrus untuk ketiga kalinya.

Kali pertama dia hanya berjumpa saja dengan Petrus, pada kesempatan berikutnya dia menemukan kesatuan dan kesetaraan mereka, dan kali ini dia tergerak untuk mengambil sikap yang berbeda dan menegur Petrus.

Hal ini memperkuat kenyataan, bahwa maksud Paulus di dalam menulis surat ini adalah untuk menunjukkan kedudukannya sebagai rasul yang bebas.

11-12. Paulus menentang Petrus, sebab perilakunya memberikan kesan keliru, bahwa Paulus melepaskan pendirian yang telah ditetapkannya di Yerusalem. Lihat: Sidang di Yerusalem.

Tindakan dewan dalam soal keputusan tersebut (Kis. 15:28-29), telah membuka jalan bagi kebebasan untuk menjalin hubungan sosial antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi dalam jemaat Antiokhia, sebuah kebebasan yang dengan sukacita ikut dinikmati oleh Petrus.

Dia bahkan ikut makan bersama dengan orang-orang bukan Yahudi (bdg. Kis. 10:28; 11:3).

Tetapi, kedatangan beberapa orang anak buah Yakobus, pemimpin yang diakui dari jemaat di Yerusalem, telah menimbulkan ketakutan di dalam hati Petrus, mengingat bahwa jemaat induk tersebut telah menegur dirinya karena berkumpul dan makan bersama dengan orang-orang bukan Yahudi di rumah Kornelius (Kis. 11:1-18).

Tidak mungkin kita mengetahui apa hubungan antara para pengunjung tersebut dengan Yakobus dan untuk apa sebenarnya mereka datang.

Petrus kemudian mengundurkan diri dari saudara-saudara seimannya yang bukan Yahudi secara perlahan-lahan, sebagaimana ditunjukkan oleh bahasa aslinya, mungkin dengan tidak hadir dalam satu perjamuan pada suatu hari, dalam dua perjamuan pada hari berikutnya, hingga akhirnya sama sekali tidak ikut ambil bagian lagi.

13. Tindakan Petrus mempengaruhi orang-orang lain.

Kata munafik, berarti tidak ada keselarasan di antara tindakan lahiriah seseorang dengan keadaan hatinya.

Dalam hal orang Farisi, tindakan lahiriah mereka baik, tetapi keadaan hati mereka sering kali busuk.

Di dalam kasus Petrus, keyakinan hatinya benar sebab dia mendukung pandangan kesetaraan orang bukan Yahudi di Gereja, tetapi tindakannya mengingkari keyakinannya itu.

Di sini terdapat nada sedih -- Barnabas sendiri, seakan-akan Paulus mengharapkan lebih banyak dari dia dibandingkan dengan dari orang percaya Yahudi lainnya.

14. Pernyataan bahwa Petrus bertindak tidak sesuai dengan kebenaran Injil perlu dijelaskan.

Dia adalah seorang Yahudi, sehingga tidak diwajibkan untuk hidup secara kafir sebagaimana telah dilakukannya ketika ikut perjamuan.

Tetapi, setelah bertindak sejauh itu dan kemudian mengundurkan diri, maka itu artinya dia memaksa orang-orang yang bukan Yahudi untuk hidup seperti orang Yahudi, yaitu menerima kewajiban untuk disunat dan mengikuti hukum makanan Yahudi, dengan begitu membuang semua penghalang yang ada di antara mereka dengan orang-orang seperti Petrus.

Tetapi, jika orang-orang percaya bukan Yahudi itu melakukan hal ini, maka mereka mengorbankan kebenaran Injil yang telah disepakati di Yerusalem.

Gereja telah memutuskan, bahwa orang-orang bukan Yahudi tidak usah diwajibkan melakukan hukum-hukum tersebut.

Seluruh prinsip kasih karunia sedang dipertaruhkan.

Akibat yang dapat diduga dari tindakan Petrus ialah meyahudikan orang-orang Kristen bukan Yahudi, atau memaksa didirikannya jemaat Yahudi di samping jemaat bukan Yahudi, sehingga kesatuan tubuh Kristus akan terpecah.

Jadi, yang dipermasalahkan adalah kebenaran Injil.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel