1 Tesalonika 1:2-10: Buah Pemberitaan Paulus
Rabu, Desember 16, 2020
Edit
Klik:
1 Thessalonians / 1 Tesalonika 1:2-10
1Th 1:2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. 1Th 1:3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. 1Th 1:4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. 1Th 1:5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. 1Th 1:6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, 1Th 1:7 sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. 1Th 1:8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. 1Th 1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, 1Th 1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.Tafsiran Wycliffe
Paulus Memuji Jemaat (1:2-10). Diceritakannya kembali kisah orang Tesalonika menerima Injil, menimbulkan doa ucapan syukur oleh sang Rasul. Roh yang meneguhkan pilihan Allah dengan kuasa-Nya untuk menginsafkan, juga telah memungkinkan jemaat di Tesalonika untuk menghadapi penderitaan dengan ketabahan dan sukacita sedemikian rupa, sehingga berita tentang mereka, yaitu pertobatan yang dinamis, pelayanan yang perkasa dan pengharapan yang penuh semangat, telah menyebar ke seluruh wilayah Mediterania. Atas Tindakan Mereka Menerima Injil (1:2-5a). 2. Kami selalu mengucap syukur. Kami mungkin merupakan sebuah editorial yang mengacu kepada Paulus sendiri, seperti dalam 3:1. Selalu. Ketika berdoa, Paulus senantiasa mengucap syukur kepada Allah atas mereka semua. Disana tidak ada golongan yang tidak setia, sehingga tidak ada alasan bagi dirinya untuk tidak mengucap syukur. 3. Selalu, mungkin bersama dengan menyebut kamu, termasuk dalam 1:2. Di sini, seperti halnya di dalam 5:17, kata adialeiptos berarti "tanpa berhenti". Di dalam papirus yang tidak berisi naskah Alkitab, kata ini melukiskan orang yang batuk terus-menerus, sehingga menjengkelkan. Alasan pertama dari Paulus untuk senantiasa mengucap syukur ialah iman, kasih dan pengharapan dari jemaat di Tesalonika itu. Ketiga kasih karunia tersebut disebutkan untuk pertama kali oleh Paulus di sini (bdg. 5:8; Rm. 5:2-5; dan khususnya I Kor. 13:13). Urutannya bersifat logis dan kronologis; iman berhubungan dengan masa lalu; kasih berhubungan dengan masa kini; dan pengharapan berhubungan dengan masa depan. Pekerjaan iman: iman telah menghasilkan perbuatan baik. Usaha kasih: kasih telah membuat mereka bekerja keras bagi sesama saudara seiman. Ketekunan pengharapan: pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali dengan tanpa takut menanggung penganiayaan. Di hadapan Allah, mungkin harus dibatasi untuk frasa yang terakhir, yaitu ketekunan pengharapan saja, tetapi mungkin juga untuk ketiga keberhasilan dari jemaat tersebut, yang sadar dan peka akan kehadiran Allah (bdg. 2:19; 3:9, 13). 4. Alasan kedua bagi rasul Paulus untuk bersyukur ialah keyakinannya, bahwa Allah telah memilih mereka. Kesatuan Paulus dengan Gereja non Yahudi ini, tampak dari seringnya dipakai istilah saudara-saudara. Pemilihan berasal dari kasih Allah (bdg. Ef. 1:4-5). Orang-orang percaya disebut sebagai orang-orang yang dikasihi Allah. Perhatikan latar belakang Perjanjian Lama: orang-orang bukan Yahudi telah digabungkan dengan Israel sebagai objek dari kasih Allah yang memilih. 5a. Bukti dari pemilihan mereka ialah kenyataan bahwa Roh Kudus membuat mereka mengerti Injil. Injil yang kami beritakan, menunjukkan komitmen pribadi Paulus kepada Berita yang disebarkan olehnya. Injil bukan sekedar kata-kata, Injil memiliki kekuatan tersendiri (bdg. Rm. 1:16; I Kor. 2:4). Ketika diberitakan oleh manusia, Injil diperkuat oleh Roh Kudus. Pengurapan ilahi ini membuat Injil harus diterima dengan suatu kepastian yang kokoh, yaitu dengan penuh keyakinan, bahwa Injil adalah firman Allah. Atas Kesaksian Mereka Kepada Dunia (1:5b-10). 5b. Bagaimana kami bekerja. Para rasul mempraktikkan apa yang mereka beritakan. Roh Kudus telah mengubah hidup mereka; hidup mereka ikut mendukung apa yang mereka beritakan. 6. Penurut = Peniru. Dengan memberikan tanggapan positif terhadap Injil, sekalipun menghadapi penindasan yang berat, orang-orang yang baru percaya itu mengikuti teladan para rasul dan Tuhan mereka. Penindasan tidak dapat memadamkan sukacita yang sejati dari Roh Kudus (Yoh. 16:33; Kis. 16:23-25; Gal. 5:22; Ibr. 12:2; I Ptr. 2:19-21). Penindasan = Tekanan bertubi-tubi yang mungkin akan menimpa orang percaya di dalam dunia yang menentang Kristus. 7. Dengan demikian, Gereja tersebut menjadi teladan (bentuk tunggal lebih baik dibandingkan dengan bentuk jamak), yaitu pola atau model bagi orang-orang percaya yang ada di wilayah Makedonia dan Akhaya, provinsi-provinsi yang ada di utara dan selatan, yang berarti seluruh Yunani. 8. Bergema = Bagaikan bunyi sangkakala atau petir yang menyambar. Firman Tuhan mengandung nada nubuat Perjanjian Lama, dan menunjuk pada otoritas ilahi yang ada di belakangnya. Di semua tempat = Mungkin sebuah hiperbol, tetapi kedudukan Tesalonika yang strategis memungkinkan berita tentang iman mereka menyebar secara luas, dan cepat. Mungkin Priskila dan Akwila telah menyebarkan berita ini dari Roma hingga Korintus (Kis. 18:2). Imanmu, yakni berita tentang iman mereka. Kalimat ini seharusnya berhenti sesudah di semua tempat, tetapi Paulus bergegas melanjutkan untuk menggarisbawahi pernyataannya. Dia senang sekali menyebarkan berita itu, sebab Tesalonika merupakan sukacitanya (2:19). Namun, ke mana saja dia pergi, berita tersebut sudah mendahuluinya. 9. Mereka sendiri = Mungkin masyarakat pada umumnya ke mana pun Paulus pergi. Bagaimana kami kamu sambut = Sambutan yang dinikmati para rasul dan juga keberhasilan misi mereka. Berbalik dari berhala-berhala kepada Allah, menunjukkan kesungguhan dari pertobatan mereka dan sifat yang lebih non-Yahudi dari jemaat. Untuk melayani, dengan tunduk sepenuhnya seperti hamba. Allah yang hidup (bukan berhala yang mati) dan yang benar (bukan allah palsu). 10. Untuk menantikan (anamenein), menunjuk kepada suatu penantian yang sabar dan penuh keyakinan akan kedatangan apa yang diharapkan. Anak-Nya = Satu-satunya sebutan langsung tentang kedudukan Kristus sebagai Anak dalam I dan II Tesalonika, yang lebih menekankan KeTuhanan-Nya. Kebangkitan merupakan awal dari kedatangan Kristus kembali, dan jaminan tentang kuasa Allah yang menyelamatkan orang-orang milik-Nya dan yang menghakimi orang-orang yang bukan milik-Nya (Kis. 17:31). Menyelamatkan seharusnya dalam bentuk waktu sekarang, sebab participle-nya (ruomenon) dalam bentuk tanpa batas waktu: terus-menerus menyelamatkan. Murka = Murka Allah sebagaimana dikemukakan dalam I Tesalonika 2:16 dan Roma 3:5; 5:9; 9:22; 13:5. Menantikan kedatangan, jelas menunjukkan, bahwa Paulus mengacu kepada penghakiman terakhir Allah. Murka ini adalah balasan Allah secara pribadi terhadap dosa, yaitu tindakan karena Dia kudus. Sekalipun periode terakhir dari masa siksaan merupakan masa murka, kemarahan Allah pada saat itu belum dicurahkan sepenuhnya; sebab kedatangan Kristus sendiri akan merupakan ungkapan murka terhadap orang-orang fasik dan bangsa-bangsa yang tidak mau percaya (Mat. 24:30; Why. 19:11-15).Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.