1 Tesalonika 1:1: Salam | Garis Besar dan Pendahuluan Kitab

Klik:

1 Thessalonians / 1 Tesalonika 1:1

1Th 1:1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

Tafsiran Wycliffe

Penulis (1:1).

Paulus tidak perlu menunjukkan kerasulannya, karena demikian kokoh ikatan persahabatannya dengan jemaat-jemaat di Makedonia.

Silwanus (Silas) yang menggantikan Barnabas pada perjalanan pemberitaan Injil yang kedua (Kis. 15:39, 40) dan Timotius yang bergabung dengan kelompok itu di Listra (Kis. 16:1-3) disebutkan sebab mereka adalah rekan-rekannya dalam mendirikan Gereja itu (Kis. 17:1-9) dan berada di Korintus ketika surat ini ditulis.

Timotius, sekalipun lebih rendah kedudukannya dibandingkan dengan yang lain, mungkin disayangi secara khusus oleh jemaat di Tesalonika karena misinya (I Tes. 3:1-10).

Penyebutan rekan-rekan Paulus lebih mengokohkan kewenangan sang rasul daripada sebaliknya.

Penerima (1:1).

Cara mengalamatkan, kepada jemaat dan seterusnya, tidak ada di dalam surat lainnya (walaupun bdg. Gal. 1:2).

Yang ditekankan rupanya adalah sidang jemaat lokal dan bukan Gereja secara universal yang dijumpai di suatu tempat tertentu.

Di dalam Allah Bapa, menunjukkan hubungan baru di antara orang-orang percaya dengan Allah.

Berkat (1:1).

Ciri khas salam pembukaan Paulus, kasih karunia dan damai sejahtera, merupakan perpaduan salam pembukaan Yunani dan Ibrani yang diperkaya dengan makna teologis.

Tindakan Allah yang tanpa pamrih dalam Kristus (kasih karunia), menghasilkan kesejahteraan rohani yang sempurna (damai sejahtera).

Pendahuluan Kitab

Alasan Penulisan.

Jemaat di Tesalonika merupakan buah dari pelayanan Paulus ketika dalam pelayanan pemberitaan Injil yang kedua (Kis. 17:1-9).

Setelah secara ajaib dilepaskan dari penjara di Filipi, Paulus dan dua orang rekan seperjalanannya, yaitu Silas dan Timotius, melanjutkan perjalanan mereka ke selatan dan kemudian ke barat sepanjang jalan raya Romawi yang besar menuju ke ibu kota dan pusat perdagangan wilayah Makedonia, yaitu Tesalonika.

Di sana, sekalipun berhadapan dengan perlawanan yang gigih, mereka berhasil mendirikan Gereja Eropa yang kedua.

Karena diganggu terus oleh orang-orang Yahudi yang ada di Tesalonika dan Berea (Kis. 17:10-15), Paulus pergi ke Atena di mana keprihatinan atas kesejahteraan rohani orang-orang percaya di Tesalonika mendorongnya untuk dengan pengorbanan pribadi tertentu mengirimkan Timotius untuk menunjang jemaat dalam menghadapi berbagai gelombang penganiayaan (I Tes. 3:1-3).

Timotius bergabung kembali dengan Paulus di Korintus dengan membawa berita gembira, bahwa Injil telah jatuh di tanah yang subur.

Paulus kemudian menuliskan surat I Tesalonika untuk memuji para saudara seiman yang setia itu, atas pengabdian kokoh mereka kepada Kristus dan kepada sesama saudara seiman serta untuk memberikan semangat kepada mereka, agar terus bertumbuh di dalam kasih dan kekudusan.

Tanggal dan Tempat Penulisan.

Berkat kegemaran Lukas pada rincian sejarah, maka tanggal penulisan surat-surat ini dapat ditentukan dengan cukup pasti.

Acuan Lukas kepada Galio, gubernur Romawi di Akhaya, dalam hubungannya dengan kehadiran Paulus di Korintus (Kis. 18:12), telah diperjelas oleh penemuan sebuah prasasti di Delvi, yang menyebutkan bahwa masa jabatan Galio adalah sama dengan masa pemerintahan kaisar Claudius.

Prasasti tersebut tampaknya menunjukkan, bahwa Galio mengawali masa kerjanya pada musim panas tahun 51 M.

Karena Lukas rupanya menunjukkan, bahwa Paulus tinggal di Korintus sekitar delapan belas bulan sebelum Galio menduduki jabatannya (Kis. 18:11), sang rasul mungkin tiba di Korintus pada awal tahun 50 M.

Tidak lama sesudah itu, Silas dan Timotius kembali dari Makedonia dengan laporan yang membuat Paulus menulis surat I Tesalonika (Kis. 18:5; I Tes. 3:1-6) sekitar pertengahan tahun 50 M.

Beberapa bulan kemudian, surat II Tesalonika ditulis sebagai tanggapan terhadap laporan, bahwa beberapa masalah belum dapat dipecahkan.

Perkembangan Pemikiran.

Tiga pasal pertama bersifat pribadi dan penuh pertimbangan mendalam.

Paulus mengingat kembali penerimaan hangat di kalangan orang percaya Makedonia terhadap Injil, dan mengingatkan mereka akan keadaan sulit di dalam mana ia telah membawa firman Allah kepada mereka.

Perhatiannya yang besar terbukti dari kesediaannya berpisah dengan rekan seperjalanan yang ia perlukan, Timotius, untuk menguatkan jemaat yang tertindas itu.

Laporan positif yang dibawa oleh Timotius telah melegakan sang rasul, dan membuat ia memberikan serangkaian nasihat praktis.

Sadar akan berbagai pencobaan yang menghadang orang-orang percaya di dalam suatu kebudayaan duniawi, sang rasul memperingatkan mereka tentang ancaman ketidakmurnian seksual dan bahayanya perselisihan dan perpecahan.

Ajaran Paulus tentang kedatangan kembali Kristus ketika ia berada di Tesalonika, telah menimbulkan dua masalah khusus: tidak adanya kerajinan dalam bekerja, mengingat bahwa Kristus akan segera datang kembali, dan ketakutan bahwa orang-orang percaya yang telah mati kehilangan hak untuk ikut ambil bagian dalam kemuliaan peristiwa kedatangan tersebut.

Dengan bahasa langsung yang khas, Paulus menghadapi masalah-masalah ini dengan berbagai nasihat untuk tetap bertekun, dan dengan gambaran dramatis tentang peranan orang kudus yang masih hidup dan yang sudah mati pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali.

Kitab ini diakhiri (ps. 5) dengan sebuah tantangan untuk selalu waspada, dan dengan beberapa nasihat praktis tentang berbagai sikap dan karunia rohani orang Kristen.

Pentingnya Surat Ini.

Tanggal yang dini dari surat-surat ini memungkinkan kita memperoleh suatu gambaran tentang struktur sederhana dari Gereja Mula-mula.

Ketika itu, tidak ada organisasi yang kompleks; perekat yang mempersatukan orang-orang percaya ketika itu adalah kesamaan iman, kasih dan pengharapan.

Suatu kepemimpinan tidak resmi telah muncul di dalam Gereja tersebut, tetapi orang-orang Kristen itu masih sangat tergantung kepada kalangan rasul.

Hanya dalam sedikit tulisan Perjanjian Baru, dapat dijumpai kesaksian yang lebih kuat tentang kuasa Injil yang membuat orang-orang kafir berbalik dari berhala kepada Allah, memelihara kehangatan kasih mereka di tengah-tengah perselisihan, dan memantapkan mereka dalam pengharapan sekalipun menghadapi serangan penganiayaan yang bertubi-tubi.

Di dalam surat-surat ini, Paulus lebih banyak mengungkapkan jiwanya ketimbang pokok pembahasannya.

Di dalam surat ini, denyutan hati sang rasul yang hangat dapat didengar.

Dia membandingkan dirinya dengan yang perawat yang lembut (2:7), ayah yang tegas (2:11), dan seorang yatim piatu yang tidak berumah (dalam bahasa Yunani dari 2:17).

Dia menunjukkan, bahwa dirinya siap untuk memakai dan dipakai dalam penyebaran Injil.

Adalah Paulus yang berhadapan dengan kita, dengan kekuatannya yang lembut, nasihatnya yang penuh kasih, keberaniannya yang tanpa gentar, dan motifnya yang terus terang - seorang laki-laki (sebagaimana Carl Sandburg melukiskan Abraham Lincoln) "yang terbuat dari besi dan beludru, keras seperti karang dan lembut seperti kabut yang melayang."

Ajaran-ajaran eskatologi yang termuat di dalamnya, menambah pentingnya surat-surat ini.

Hanya di sinilah sang rasul membahas secara panjang lebar urutan peristiwa kedatangan Kristus yang kedua kali, dan peranan orang-orang percaya yang sudah mati dalam peristiwa tersebut.

Lagi pula, hanya di dalam II Tesalonika 2, Paulus menyinggung perilaku penjahat yang akan mengangkat dirinya sebagai Allah pada akhir zaman - sang Antikristus.

Garis Besar Kitab

I. Pendahuluan (1:1)

A. Penulis

B. Penerima

C. Berkat

II. Berbagai Pemikiran Pribadi (1:2-3:13).

A. Paulus Memuji Jemaat (1:2-10).

1. Atas Tindakan Mereka Menerima Injil (1:2-5a).

2. Atas Kesaksian Mereka Kepada Dunia (1:5b-10).

B. Paulus Mendirikan Gereja (2:1-16).

1. Kemurnian Motif Sang Rasul (2:1-6).

2. Luasnya Pengorbanan Sang Rasul (2:7, 8).

3. Keutuhan Perilaku Sang Rasul (2:9-12).

4. Dapat Dipercayanya Pemberitaan Sang Rasul (2:13).

5. Akibat dari Pemberitaan Sang Rasul: Penganiayaan (2:14-16).

C. Timotius Memperkuat Jemaat (2:17-3:5).

1. Perhatian Paulus (2:17-3:5).

2. Laporan Timotius yang Menggembirakan (3:6-10).

3. Doa Paulus (3:11-13).

III. Nasihat-nasihat Praktis (4:1-5:22)

A. Tidak Melakukan Tindakan Dursila (4:1-8).

B. Saling Mengasihi (4:9, 10).

C. Urusilah Urusanmu Sendiri (4:11, 12).

D. Saling Hibur Dalam Mengharap Kedatangan-Nya (4:13-18).

E. Hiduplah Sebagai Anak-anak Siang (5:1-11)

F. Jauhilah Kejahatan, Rangkullah yang Baik (5:12-22).

1. Dalam Hubungan dengan Orang Lain (5:12-15).

2. Dalam Sikap-sikap Dasar (5:16-22).

IV. Penutup (5:23-28).

A. Doa Penutup (5:23, 24).

B. Permohonan Akan Doa (5:25).

C. Salam Hormat Terakhir (5:26).

D. Perintah Untuk Membaca Surat Ini (5:27)

E. Berkat (5:28).

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel