Kolose 2:16-3:4: Carilah Perkara Yang Di Atas

Klik:

Colossians / Kolose 2:16-3:4

Col 2:16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;

Col 2:17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Col 2:18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi,

Col 2:19 sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

Col 2:20 Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia:

Col 2:21 jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;

Col 2:22 semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.

Col 2:23 Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.

Col 3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Col 3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Col 3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Col 3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Tafsiran Wycliffe

Ayat 2:16-17 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Paulus memukul meja dan berusaha agar kesimpulan-kesimpulan dari argumentasi yang dikemukakannya, diterima.

Berbagai ibadat yang tidak benar, yang jelas telah dipaksakan oleh para guru palsu, bukan hanya bertentangan dengan kemerdekaan Kristiani (bdg. Rm. 14: Gal. 5), tetapi seperti yang terjadi pada jemaat di Galatia (3:1-12; 4:9, 10), mengancam akan menyeret mereka dari Kristus dan kembali ke dalam bayangan dari zaman sebelumnya (bdg. Ibr. 10:1-10).

Paulus menunjukkan, bahwa aneka lambang dan larangan yang seperti bayangan itu memudar di hadapan Kristus, kenyataan yang terang benderang itu.

Memaksakan hukum-hukum seperti itu (dewasa ini kita memiliki istilah yang lain untuk itu) pada orang lain sebagai ujian kedewasaan rohani, justru merupakan bukti yang paling nyata tentang ketidakdewasaan Kristen dan adanya kesalahan.

Wujud pada umumnya ditafsirkan sebagai "kenyataan" atau "hakikat", berbeda dengan "lambang" dalam Perjanjian Lama (Lightfoot), tetapi tubuh Kristus jangan dibatasi hanya pada hal ini saja.

'Hakikat', 'Gereja', dan 'kurban terakhir yang sempurna', semuanya mungkin merupakan pokok-pokok yang tentu sudah memenuhi pikiran sang penulis ..." (Moule).

Ayat 2:18-19 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

Gambaran ini mencerminkan sebuah pertandingan atletik di mana si peserta didiskualifikasi, atau diambil haknya untuk memperoleh hadiah karena suatu pelanggaran tertentu (bdg. I Kor. 9:24; Gal. 5:7; Flp. 3:14; II Tim. 4:7).

Para guru palsu itu (1) menghalangi jemaat Kolose dalam pertandingan Kristiani mereka atau (2) mengintimidasi mereka dengan menyatakan, bahwa mereka didiskualifikasi jika mereka tidak mengikuti jalur yang sudah ditetapkan.

Merendahkan diri, yang di dalam Kol. 3:12 merupakan suatu kebajikan, di sini dinyatakan salah, sebab sasaran dari tindakan ini tidak dapat dibenarkan.

Beribadah kepada malaikat (ton aggelon). Apa pun tugas perantara yang dimiliki para malaikat pada zaman lama (bdg. Gal. 3:19), kini tugas tersebut sudah digantikan oleh Kristus.

Bagi Paulus, malaikat mungkin masih memiliki fungsi pelayanan (I Kor. 11:10; bdg. Mat. 18:10; Ibr. 1:14; II Ptr. 2:11; Yud. 8, 9), tetapi ajaran sesat rupanya sudah melampaui sikap hormat Perjanjian Lama dan orang Yahudi terhadap malaikat - bahkan melampaui spekulasi para rabi yang berlebih-lebihan - kepada suatu kegiatan penyembahan.

Ernst Percy (Die Probleme der Kolosser und Epheserbriefe, hlm. 168, 169) ketika menunjuk kepada identitas sebenarnya dari beribadah kepada malaikat dengan merendahkan diri (bdg. 2:23) menganggap Paulus sebagai berkata, "Praktik-praktik legalismemu sama dengan beribadah kepada malaikat." Namun yang terjadi bukan hanya ini saja (bdg. Bruce).

Dasar dari kesalahan itu ialah pikiran yang duniawi (lih. taf. 2:15), yang menghabiskan waktu dengan menerangkan penglihatan-penglihatan.

(Kalimat yang sulit dipahami. Lihat Bruce, Moule).

Pikiran semacam itu gagal berpegang kepada Kristus, Sang Kepala, dari mana tubuh, yaitu Gereja dipelihara untuk bertumbuh dengan benar dan saleh.

Berbeda dengan pemakaian sebelumnya, di sini Kepala bukan menggambarkan penguasa, melainkan asal usul atau sumber kesehatan dan hidup Gereja.

Ayat 2:20-22 Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.

Roh-roh dunia (stoichea) diidentifikasi sebagai:

(1) kekuatan-kekuatan jahat yang kepadanya telah diberi kuasa atas dunia ini dan karenanya juga atas manusia (bdg. 2:15), atau

(2) kekuatan-kekuatan seperti malaikat pada umumnya yang menjadi perantara dalam penyampaian Hukum Taurat dan pada zaman lama menggunakan kekuatan tertentu terhadap manusia.

(Pembaca dipersilahkan untuk melihat pembahasan cermat dalam karya E. D. Burton, Galatians, hlm. 510-518).

Beberapa penafsir (mis. Moule) menerjemahkan frasa ini dengan pengajaran dunia, yakni ritualisme Yahudi, atau kafir yang berhadapan dengan kemerdekaan dari roh.

Di Kalvari, orang-orang Kristen telah mati bersama-sama dengan Kristus terhadap zaman yang lama, dan oleh karena itu, mereka tidak boleh hidup seakan-akan dunia (kosmos), atau rupa-rupa peraturannya masih memiliki kekuasaan atas mereka (bdg. Rm. 6).

Tunduk kepada hal-hal yang akan binasa, berarti mengaku menjadi bagian dari zaman lama yang akan berlalu itu, umat Adam yang fana (bdg. I Kor. 15:45-50); dan tindakan tersebut juga berarti mengingkari kehidupan zaman baru yang ke dalamnya - melalui tubuh Kristus yang sudah bangkit - orang Kristen telah dimasukkan.

Ayat 2:23 Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.

Penyempurnaan watak Kristen melalui sejumlah peraturan merupakan doktrin manusia (bdg. 2:8).

Walaupun menaati berbagai larangan membuat orang terkenal sebagai memiliki hikmat rohani dan suka merendahkan diri, larangan-larangan tersebut sesungguhnya "bukan menghormati Allah, melainkan keangkuhan manusia sendiri" (terjemahan dari versi Phillips).

Phillips mungkin dengan tepat memahami hidup duniawi sebagai "manusia lama", yaitu manusia dalam pemberontakan penuh dosa, dan bukan sekadar sebagai istilah lahiriah (bdg. 2:18).

Sebaliknya menyiksa diri hendaknya dipahami secara harfiah sebagai melakukan askese.

Ayat 3:1-3 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Orang Kristen bukan hanya telah mati, tetapi juga telah dibangkitkan bersama dengan Kristus.

Di dalam eksistensinya yang sejati, orang Kristen tinggal "bersama-sama dengan Dia di surga" (Ef. 2:6).

Zaman lama masih nyata di dalam diri orang Kristen - dia masih berbuat dosa, bisa sakit dan akhirnya meninggal; zaman baru tetap masih tersembunyi, baru dinyatakan di dalam tubuh Sang Juruselamat saja.

Sekalipun demikian, pada tahun 30 M, eksistensi zaman lamanya meninggal, disalibkan bersama dengan Kristus (bdg. II Kor. 5:14; Gal. 2:20).

Kenyataan ini mengharuskan orang Kristen untuk carilah (di dalam perangkat kehendaknya) dan pikirkanlah (phroneite, di dalam perangkat pikirannya) kenyataan zaman baru di atas (Rm. 12:1, 2).

"Di atas" dan "di bawah" (atau di bumi) dalam tulisan-tulisan Paulus dan Yohanes, tidak khusus menunjukkan perbedaan ruang, sekalipun modus ungkapan ini tentu tercakup dalam acuan kepada Kristus dan kepada surga.

Istilah-istilah ini menunjukkan perbedaan penting dalam hubungan temporal - zaman lama dan zaman baru.

Di dalam tahun 30 M zaman baru menerobos masuk ke dalam sejarah melalui kebangkitan Kristus.

Tetapi Kristus, yang di dalam diri-Nya zaman baru itu sekarang berada, ada di atas, sedangkan dunia tetap tercengkeram maut zaman lama.

Orang-orang Kristen saat ini berada di "atas", yaitu, dalam zaman baru, hanya "di dalam Kristus" dan melalui tinggalnya Roh Kudus di dalam dirinya.

Tetapi, eksistensi bersama mereka dalam Kristus juga berlaku bagi eksistensi pribadi mereka.

Kewargaan seorang Kristen adalah di "Yerusalem surgawi" (Gal. 4:26), dan hal ini mengharuskan dia untuk terus mengubah pikiran dan kehendaknya sehingga sesuai dengan kenyataan tersebut.

Ketaatan kepada ritual, upacara atau "kekuatan penengah" dari zaman lama merupakan suatu penyangkalan terhadap kehidupan yang sudah dibangkitkan bersama Kristus.

Ayat 3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Sejauh Kristus ... adalah hidup kita, orang Kristen bahkan saat ini pun sudah "mencapai" penggenapan kesatuannya dengan Kristus.

Tetapi, pada waktu parousia, yaitu ketika Kristus datang kembali, orang Kristen akan bersama dengan Dia secara langsung dalam kemuliaan (bdg. Rm. 8:18; II Kor. 3:18).

Inilah aspek "masa depan" dari ajaran eskatologi Paulus.

Menyatakan diri (phaneroo), sekalipun tidak seumum parousia, dalam sejumlah ayat dipakai untuk menunjuk kepada kedatangan Kristus yang kedua kali (II Tes. 2:8; II Kor. 5:10; I Tim. 6:14; II Tim. 4:1, 8; bdg. I Ptr. 5:4; I Yoh. 2:28; 3:2).

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel