Kolose 3:18-4:6: Hubungan Antara Anggota-anggota Rumah Tangga

Klik:

Colossians / Kolose 3:18-4:6

Col 3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

Col 3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

Col 3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

Col 3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Col 3:22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

Col 3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Col 3:24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

Col 3:25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.

Col 4:1 Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.

Col 4:2 Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.

Col 4:3 Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan.

Col 4:4 Dengan demikian aku dapat menyatakannya, sebagaimana seharusnya.

Col 4:5 Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.

Col 4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Tafsiran Wycliffe

Ketuhanan Kristus Dalam Kehidupan Kristen (3:5-4:6).

Di dalam pola tulisan Paulus (bdg. Rm. 12:1; Ef. 4:1), sekarang terjadi peralihan dari modus menunjukkan doktrin kepada modus memerintahkan soal etika.

Tentu saja tidak ada pembedaan mutlak dalam urutan doktrinetika.

Jika Paulus ingin mengatakan sesuatu dengan memakai bentuk penulisan ini, maka itu adalah, bahwa doktrin merupakan landasan bagi etika: Apa yang diyakini seseorang banyak menentukan caranya berperilaku.
Ketetapan-ketetapan Khusus (3:18-4:6).

Bagian ini memberikan ilustrasi bagaimana prinsip-prinsip dari "hidup di dalam Kristus" dapat diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di bagian ini, kita bukan hanya dapat melihat bagaimana sebuah rumah tangga Kristen berfungsi, tetapi juga bagaimana rupanya masyarakat Kristen Mula-mula itu.

Gereja Mula-mula itu, terdiri atas orang-orang kaya maupun orang miskin dalam jumlah yang lebih banyak, tuan maupun hamba (3:18-4:1).

Di samping mengemukakan sifat dari rumah tangga Kristen, Paulus memberikan perhatian khusus kepada sangat pentingnya doa (4:2-4) dan hubungan antara orang Kristen dengan non-Kristen (4:4-6).

Perilaku rumah tangga merupakan pokok yang banyak dibahas di kalangan penulis Yahudi maupun non-Yahudi (mis. Salah satu kitab aprokrif Eklesiastikus, 30:1-13; 42:5 dst.).

Dan tampaknya pokok ini merupakan pokok yang umum di dalam tulisan-tulisan Paulus (bdg. Ef. 5:22-33; I Tim. 6:1-8; Tit. 2:1-10).

Berbeda dengan ajaran Yahudi dan duniawi, Paulus menekankan adanya hubungan hak dan tanggung jawab secara timbal balik.

Ciri khas Kristiani yang kedua ialah motivasi yang diminta dari pembaca.

Karena kesatuan dalam Kristus, tidak meniadakan keragaman fungsi dan status di dalam dunia (lih. taf. 3:11), orang Kristen maupun yang bukan Kristen, harus memperhatikan adat-istiadat dan tatanan sosial yang baik.

Sekalipun demikian, orang Kristen dimotivasi oleh hubungannya dengan Kristus dan tanggung jawabnya kepada Allah (mis. 3:18, 20, 22-25).

Ayat 3:18-19 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

Tunduknya istri hendaknya ditanggapi dengan kasih suaminya.

Sebagaimana dikemukakan dalam Ef. 5:28, kasih di sini bukan sekadar rasa sayang, tetapi suatu perhatian yang baik terhadap seluruh kesejahteraan istrinya.

Ayat 3:20-21 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Seorang anak bahkan harus memperoleh pemahamannya tentang kehendak Allah dari nasihat orang tuanya.

Di dalam sebuah keluarga Kristen, tidak tepat untuk menganggap, bahwa tugas kepada orang tua bertentangan dengan tugas kepada Allah (T. K. Abbott, The Epistles to the Ephesians and to the Colossians).

Yang indah di dalam Tuhan, mungkin mengacu kepada ketaatan yang dimotivasikan oleh kasih kepada Kristus; hal ini tidak membatasi tanggung jawab anak kepada orang tuanya.

Walaupun bisa saja, bahwa di dalam hal yang ekstrem, seorang muda Kristen harus memilih kehendak Kristus yang berlawanan dengan kehendak orang tuanya yang tidak Kristen (bdg. Luk. 14:26), jalan ini hendaknya baru dilakukan sesudah dipikirkan dengan matang dan melalui suatu konseling Kristen.

"Jangan terlalu berlebihan terhadap anak-anak Anda" (Phillips).

Maksud dari disiplin ini ialah mengembangkan anak menjadi orang dewasa Kristen, bukan menghasilkan orang yang kaku suram.

"Jangan" di sini, sebagaimana halnya dalam etika Kristen pada umumnya, harus tunduk kepada kaidah positif berupa "didikan dalam ajaran dan nasihat Tuhan" (Ef. 6:4).

Ayat 3:22-23 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Para hamba harus terus bekerja bukan hanya ketika diawasi atasannya dan memiliki motivasi ingin dipuji, tetapi hendaklah mereka bekerja dengan tulus hati, yaitu dengan sikap pengabdian yang tulus.

Seluruh pekerjaan, bagi orang Kristen, adalah terutama untuk Tuhan, yang menghakimi dengan segenap kejujuran dan keadilan.

Ayat 3:24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

"Hamba" setia Kristus menerima bagian seorang anak - bagian yang ditentukan.

Upah (pembayaran yang tepat, Lightfoot), bukan hadiah berkelimpahan sebagaimana dikemukakan banyak kritikus, melainkan hadiah yang akan diberikan oleh seorang ayah ketika anaknya berkata: "Yah, tadi aku membersihkan kamarku, lho."

Upah yang sesungguhnya adalah perkenan Bapa; hadiahnya hanyalah pelengkap saja - tetapi pelengkap yang sungguh tepat.

Nyanyian yang berbunyi "semoga kami dapat berpesta di firdaus bersamamu", hanya tidak rohani bagi seorang Platonis.

Namun, motivasi memang perlu; selalu berhitung secara dagang membuat orang tidak dapat menikmati upah Kristiani yang sesungguhnya (bdg. Kis. 8:18 dst.).

Ayat 3:25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.

Menanggung. Maksudnya, menerima kembali, apakah di dalam hidup ini maupun di kehidupan yang akan datang.

Di sini, Allah dilihat sebagai Penjamin keadilan (bdg. Rm. 12:19; II Kor. 5:10).

Untuk hukuman yang setimpal sebagai tolok ukur yang adil bagi penjahat, lihat C. S. Lewis, "The Humanitarian Theory of Punishment," Res Yudicate, VI, 1953-54, hlm. 224-230. Lihat juga tafsiran atas 3:6.

Tidak memandang orang, mengacu kepada hamba maupun tuan, dan merupakan peralihan ke bagian berikutnya (bdg. Ef. 6:9; Im. 19:15).

Ayat 4:1 Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.

Nasihat ini mengingatkan kita akan ajaran dari Khotbah di Bukit:

"Ampunilah dosa-dosa kami sebagaimana kami mengampuni dosa-dosa orang yang bersalah kepada kami."

"Dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi" (Mat. 6:12; 7:2, Lih. taf. 3:11).

Ayat 4:2-4 Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur. Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan. Dengan demikian aku dapat menyatakannya, sebagaimana seharusnya.

Doa orang Kristen harus memiliki ciri adanya sikap berterima kasih (lih. taf. 1:11).

Berjaga-jagalah (gregoreo, "waspada"), memberikan kesan sadar dan siaga (bdg. Mrk. 14:37, 38).

Doa orang Kristen jangan ditandai oleh keadaan tidak sadar secara seremonial atau perkataan bertele-tele, melainkan oleh perhatian dan ketenangan hati (bdg. I Ptr. 5:8).

Berjaga-jagalah (gregoreo), sering kali dipakai sehubungan dengan sikap orang Kristen dalam menantikan kedatangan kembali Kristus (mis. Mrk. 13:33 dst.; I Tes. 5:6; Why. 16:15).

Pintu untuk pemberitaan kami. Sebuah kesempatan, atau mungkin suatu kemampuan untuk berbicara tentang rahasia Kristus dengan jelas (bdg. 1:26; Ef. 6:19, 20).

Ayat 4:5-6 Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Hikmat bukan hanya mencakup pemahaman dan kemampuan untuk memberitakan rahasia itu (1:9), namun juga pengetahuan tentang cara memberitakannya dengan berhasil.

Hanya dengan demikian, maka tujuan penebusan waktu ini, yang oleh Allah telah ditentukan menjadi "saat yang tepat" (kairos; bdg. Oscar Cullmann, Christ and Time, hlm. 39 dst., 225), dapat dimanfaatkan dengan berhasil guna.

Cara yang ofensif atau yang tidak bermutu, kemungkinan tidak banyak berhasil.

Karena itu, dalam kehidupan dan kata-kata, kesaksian orang Kristen hendaknya menarik perhatian - bukan untuk sesama orang Kristen, tetapi untuk kalangan non-Kristen.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel