Keluaran 19: Tuhan Menampakkan Diri di Gunung Sinai

Tuhan

Setelah belajar perikop Pengangkatan Hakim-hakim, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yaitu Tuhan Menampakkan Diri di Gunung Sinai.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Keluaran (Exodus 19 dengan judul perikop Tuhan Menampakkan Diri di Gunung Sinai).

Kita belajar perikop Tuhan Menampakkan Diri di Gunung Sinai ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Tuhan Menampakkan Diri di Gunung Sinai (Kitab Keluaran 19)


Exo 19:1 Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga.

Exo 19:2 Setelah mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu.


19:1. Pada hari itu juga. Menurut tradisi Yahudi hari ini ialah hari Pentakosta.

Dan maksud dari Perayaan Pentakosta ialah merayakan pemberian hukum Taurat.

Sekalipun demikian, ungkapan ini terlalu umum untuk menunjuk kepada suatu hari tertentu.

Padang gurun Sinai. Rangkaian pegunungan bagian selatan, terletak di sudut semenanjung yang berbentuk segi tiga, memiliki tiga puncak.

Puncak di tengah, oleh orang Arab disebut Jebel Musa, yang di sebelah selatan disebut Jebel Hum, sedangkan yang terakhir dinamakan Jebel Serbol.

Setiap puncak ini telah diklaim sebagai Sinai yang disebutkan dalam Alkitab, tetapi sejak abad ke-4 setidak-tidaknya, Jebel Musalah bukit yang secara paling luas dan konsisten dianggap sebagai Sinai yang dikisahkan dalam Alkitab.

Yang dimaksud dengan padang gurun Sinai pastilah sebuah dataran yang terletak dekat gunung tersebut (ay. 2), dan yang cukup luas untuk menampung bangsa Israel seluruhnya.

Tempat semacam itu ditemukan di er-Raha yang terletak di sebelah utara Jebel Musa, atau di Wadi es-Sebayeh yang terletak di timur.

Yang pertama luasnya sekitar 400 are, cukup luas untuk sejumlah besar orang Ibrani.

Dari er-Raha, Wadi ed-Deir, "Lembah Biara", mengarah kepada sebuah daerah di antara Jebel Musa dengan Jebel ed-Deir di mana telah didirikan biara Santa Catherine yang terkenal.

Biara tersebut didirikan oleh Yustinian pada tahun 527 M di sebuah tempat yang di atasnya sudah ada sebuah gereja kecil.

Tempat itu diyakini merupakan tempat di mana Allah tampak oleh Musa dalam semak belukar yang menyala.

Wadi es-Sebayet adalah sebuah lembah yang panjang dan sempit, tidak seluas er-Raba, tetapi dengan jalan yang lebih mudah menuju ke gunung itu.

Sangat sulit, bahkan mungkin mustahil, untuk menentukan di antara semua puncak dan lembah tersebut mana yang paling cocok dengan yang dikisahkan dalam Alkitab.

Exo 19:3 Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel:

3. Keturunan Yakub. Nama Yakub mengingatkan kita kepada kedalaman dari dalam mana Allah telah mengangkat mereka.

Exo 19:4 Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.

4. Di atas sayap rajawali. Sebuah kiasan memakai burung buas, besar perkasa yang jumlahnya banyak di Palestina.

Exo 19:5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.

5. Perjanjian tersebut dilandaskan pada kenyataan yang telah terjadi berupa penebusan dari Mesir, sebuah penebusan yang telah diterima Israel oleh iman.

"Teokrasi yang ditetapkan pada akhir dari perjanjian hanyalah sarana melalui mana Yehovah menjadikan bangsa pilihan-Nya menjadi bangsa imamat yang rajani; dan pemeliharaan perjanjian tersebut merupakan syarat subyektif yang sangat diperlukan untuk dapat mencapai tujuan dan kemuliaan yang ditetapkan secara ilahi ini" (KD).

Kita juga harus ingat bahwa Taurat ini tidak membatalkan perjanjian dengan Abraham (Gal. 3:17). "Perjanjian tentang hukum itu sendiri timbul berdasarkan perjanjian kasih karunia sebelumnya dan berusaha melaksanakan perjanjian kasih karunia tersebut sampai pada konsekuensinya yang logis dan hasilnya yang tepat" (Patrick Fairbairn, The Typology of Scripture, II:143).

Harta kesayangan-Ku. Milik-Ku sendiri yang sangat berharga (Moffatt).

Exo 19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

6. Kerajaan imam . . . bangsa yang kudus. "Sebagaimana imam merupakan perantara di antara Allah dengan manusia, demikian pula Israel dipanggil untuk menjadi sarana yang membawa pengenalan akan Allah dan keselamatan-Nya kepada bangsa-bangsa di bumi .... Dia memilih Israel sebagai milik-Nya untuk menjadikannya bangsa yang kudus, jika bangsa itu mendengar suara-Nya dan memelihara perjanjian-Nya" (KD).

Exo 19:7 Lalu datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya.

Exo 19:8 Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musapun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN.


8. Segala yang difirmankan Tuhan akan kami lakukan. Bangsa Israel pasti tidak menyadari semua implikasi dari sumpah mereka tersebut.

Demikian pula seorang Kristen tidak selalu memahami semua hal yang diperlukan ketika ia mempersembahkan dirinya sebagai "persembahan yang hidup" kepada Tuhan.

Bagaimanapun juga di dalam kedua kasus ini terdapat tanggapan iman untuk menaati kehendak yang jelas dari Allah Sang Penebus.

Exo 19:9 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN.

9. Senantiasa percaya kepadamu. Penampilan Tuhan akan meninggalkan kesan di dalam diri bangsa itu dan sekaligus memperkuat kewenangan Musa.

Exo 19:10 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya.

Exo 19:11 Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai.

Exo 19:12 Sebab itu haruslah engkau memasang batas bagi bangsa itu berkeliling sambil berkata: Jagalah baik-baik, jangan kamu mendaki gunung itu atau kena kepada kakinya, sebab siapapun yang kena kepada gunung itu, pastilah ia dihukum mati.

Exo 19:13 Tangan seorangpun tidak boleh merabanya, sebab pastilah ia dilempari dengan batu atau dipanahi sampai mati; baik binatang baik manusia, ia tidak akan dibiarkan hidup. Hanya apabila sangkakala berbunyi panjang, barulah mereka boleh mendaki gunung itu."


13. Merabanya. Lebih tepat lagi: menyentuh dia; seorang pelanggar tidak boleh diikuti ketika menaiki gunung, tetapi harus ditembak atau dilempari batu dari jarak tertentu.

Sangkakala. Lebih tepat: tanduk domba jantan (Moffatt); bukan kata yang sama dengan yang dipakai di ayat 16, 19.

Exo 19:14 Lalu turunlah Musa dari gunung mendapatkan bangsa itu; disuruhnyalah bangsa itu menguduskan diri dan merekapun mencuci pakaiannya.

Exo 19:15 Maka kata Musa kepada bangsa itu: "Bersiaplah menjelang hari yang ketiga, dan janganlah kamu bersetubuh dengan perempuan."

Exo 19:16 Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.


16. Usaha sia-sia untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi ketika itu - gempa bumi, letusan gunung berapi, atau badai - tidak sanggup memahami bahwa apa pun yang terjadi ketika itu, semuanya merupakan manifestasi dari kehadiran Tuhan.

Peristiwa ini bukan gangguan alamiah yang meyakinkan bangsa yang percaya kepada takhyul bahwa Allah ada dekat; peristiwa itu adalah Allah sendiri yang memberitahukan kehadiran-Nya.

Exo 19:17 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.

Exo 19:18 Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.

Exo 19:19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.

Exo 19:20 Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.

Exo 19:21 Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa.


21. Turunlah, peringatkanlah. Ini bukan pengacauan dua kisah, namun sebuah penekanan ulang dari yang sudah dikemukakan di 19:12.

Exo 19:22 Juga para imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah menguduskan dirinya, supaya TUHAN jangan melanda mereka."

22. Para imam. Bukan imam-imam dari suku Lewi yang ketika itu belum ditugaskan, namun "orang-orang yang hingga saat itu melaksanakan tugas-tugas imamat sesuai dengan hak alamiah dan adat istiadat" (KD).

Exo 19:23 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Tidak akan mungkin bangsa itu mendaki gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kepada kami, demikian: Pasanglah batas sekeliling gunung itu dan nyatakanlah itu kudus."

Exo 19:24 Lalu TUHAN berfirman kepadanya: "Pergilah, turunlah, kemudian naiklah pula, engkau beserta Harun; tetapi para imam dan rakyat tidak boleh menembus untuk mendaki menghadap TUHAN, supaya mereka jangan dilanda-Nya."

Exo 19:25 Lalu turunlah Musa mendapatkan bangsa itu dan menyatakan hal itu kepada mereka.


Peresmian Perjanjian di Sinai (19:1-24:11).

Sejarah tibanya bangsa Israel di Sinai dan penyajian perjanjian oleh Allah diikuti oleh apa yang dinamakan Kitab Perjanjian (ps. 20-23), yang di dalamnya terdapat peraturan-peraturan dasar.

Sesudah itu dikisahkan tentang pengesahan dari perjanjian tersebut melalui persembahan kurban dan pemercikan darah.

Perikop Selanjutnya: Kesepuluh Firman.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel