Filipi 3:1-16: Kebenaran Yang Sejati
Minggu, November 29, 2020
Edit
Klik:
Philippians / Filipi 3:1-16
Php 3:1 Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. (3-1b) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu. Php 3:2 Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, Php 3:3 karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Php 3:4 Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: Php 3:5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, Php 3:6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Php 3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Php 3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, Php 3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Php 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, Php 3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Php 3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Php 3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, Php 3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Php 3:15 Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Php 3:16 Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.Tafsiran Wycliffe
Penutup yang Disela (3:1-11). Ketika Paulus akan mengakhiri suratnya, ada semacam gangguan yang menghentikan alur berpikirnya. Ketika dia kembali mendiktekan surat ini, dia beralih untuk memperingatkan jemaat Filipi akan bahaya dari Yudaisme dan antinomisme yang bersifat puas diri. Ketika sampai di 4:4 (atau 4:8), Paulus sudah berhasil kembali kepada tema utamanya. Ayat 3:1 Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. (3-1b) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu. W. S. Tindal pernah dikutip sebagai mengemukakan, bahwa Paulus adalah "bapa dari semua pemberita Injil yang memakai istilah akhirnya, saudara-saudaraku, sebagai petunjuk bahwa mereka sudah mendapat pemulihan kekuatan" (Herklotz, op. cit., hlm. 16). Menuliskan hal ini lagi. Kebenaran-kebenaran utama dari kehidupan dan ajaran Kristiani yang berkali-kali dirujuk oleh Paulus. Di dalam konteks ini, yang dimaksudkan dapat berupa pelayanannya mengajar ketika berada bersama dengan mereka, atau berupa surat sebelumnya yang tidak kita ketahui keberadaannya. Teori bahwa sebuah surat semacam itu disisipkan kembali ke dalam surat ini, dan yang menyebabkan perubahan gaya dan pokok pembahasan secara tiba-tiba pada 3:2 (atau 3:1b?), sama sekali tidak diperlukan untuk menjelaskan apa yang paling banter hanyalah sebuah "penyimpangan yang aneh" (Plummer, hlm. 66. Bdg. "Lost Epistles to the Philippians," Lightfoot, hlm. 138-142; Vincent, xxxi dan berikutnya). Ayat 3:2 Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, Peringatan ini bukan terhadap tiga golongan orang (misalnya: orang kafir, guru Kristen yang mementingkan diri, dan orang-orang Yahudi), tetapi terhadap satu kelompok yang ditinjau dari tiga sisi: watak mereka (anjing-anjing), perilaku mereka (pekerja-pekerja yang jahat), dan pengakuan iman mereka (penyunat-penyunat yang palsu. Bdg. Robertson dalam Abingdon Bible Commentary, hlm. 1246). Menurut Taurat Musa, anjing adalah seekor hewan yang najis (Ul. 23:18). Di kota-kota di Asia, anjing itu merupakan hewan pemakan bangkai dan pada umumnya berpenyakit - satu "makhluk yang dibenci, menjijikkan dan buruk" (SBK I, 722). Paulus membalik istilah penghinaan yang sejak lama dipergunakan untuk menyebut orang-orang bukan Yahudi oleh orang Yahudi (bdg. Mat. 15:27) ini, dan mengatakan bahwa justru orang Kristenlah yang makan di meja perjamuan, sedangkan orang-orang Yahudi adalah mereka yang memakan "sampah peraturan-peraturan duniawi" (Lightfoot). Anjing-anjing di sini adalah golongan Yudaisme ekstrem, atau orang-orang Yahudi yang menentang Kekristenan (jumlah mereka menjadi makin kecil). Dengan permainan kata-kata yang tidak enak, Paulus menyebut mereka pemotong-pemotong (katakome) dan bukan penyunat-penyunat (peritome). Mereka inilah yang "merusak daging". Kata kerja ini di dalam LXX dipakai untuk tindakan memotong yang diharamkan oleh Taurat Musa. Ayat 3:3 karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Bukan mereka, tetapi kitalah orang-orang bersunat. Israel baru, terdiri atas orang-orang yang beribadah oleh Roh Allah. Bahwa Gereja Mula-mula membuat pernyataan ini ditunjukkan dengan sangat pasti di dalam ayat ini. Juga Israel yang sejati terdiri atas orang-orang yang bermegah dalam Kristus Yesus. Bermegah merupakan ungkapan kesenangan Paulus. Dia memakainya sebanyak tiga puluh kali di dalam surat-suratnya, sekalipun hanya dipakai dua kali di bagian lainnya dalam Perjanjian Baru. Di sini artinya adalah "bangga" atau "bersukaria". Israel baru juga terdiri atas orang-orang yang tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Ayat 3:4 Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: Penulis, untuk sesaat, menempatkan dirinya bersama dengan para lawannya untuk menunjukkan, bahwa menurut patokan mereka sekalipun, dia memiliki alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah (menafsirkan pepoithesis secara obyektif). Ayat 3:5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, Paulus mengemukakan bukti-bukti kebenarannya. Disunat pada hari kedelapan, dia adalah seorang Ibrani tulen sejak lahir (keturunan Ismail yang darah Ibraninya tercampur darah Mesir, tidak disunat hingga usia 13 tahun). Dia bukan seorang bukan Yahudi yang kemudian menjadi penganut agama itu, tetapi murni dari bangsa Israel. Sesungguhnya, dia merupakan anggota suku Benyamin yang dihormati, sebab memberikan kepada Israel raja mereka yang pertama. Berbeda dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani (golongan Helenis), dia berasal dari keluarga Ibrani asli, yaitu keluarga yang tetap memelihara adat dan bahasa Ibrani (atau Aram). Sebagai tambahan terhadap kelebihan-kelebihan yang diperoleh sejak lahir ini, terdapat kelebihan-kelebihan yang berkenaan dengan pilihannya sendiri. Di dalam hubungannya dengan Hukum Taurat dia adalah orang Farisi - "penganut yang penuh semangat dari tradisi Yahudi yang paling ketat" (Muller, hlm. 110). Ayat 3:6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Kebenaran dalam mentaati Hukum Taurat. "Kebenaran" yang dicapai karena ketaatan kepada perintah-perintah yang bersifat lahiriah. Tidak bercacat. Sebuah pengakuan yang menakjubkan manakala diingat betapa rumitnya peraturan golongan Farisi ini. Ayat 3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Apa pun keuntungan (jamak) yang mungkin sudah diperoleh Paulus (sebagaimana dicantumkan dalam ay. 5-6), semua dianggapnya rugi (tunggal). Semua hal itu, bahkan lebih buruk daripada merugikan - sesungguhnya malah merupakan penghalang - sebab ia harus belajar untuk meninggalkan hal-hal itu. Ayat 3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, Di sini penulis memperluas pokok pikiran sebelumnya dan melindunginya dari kemungkinan salah tafsir. Paulus mengatakan, bahwa ia anggap (bentuk waktu sekarang menunjukkan bahwa ay. 7 bukan merupakan tindakan yang terpisah dan gegabah pada masa lalu) segala sesuatu (bukan hanya dasar keyakinannya sebelum ini) rugi dibandingkan dengan nilai tak terhingga dari "pengenalan akan Kristus melalui pengalaman" (pikiran pokok dari ay. 8-11). Dia bukan hanya menganggap semua itu sebagai kerugian, melainkan sebetulnya semua itu bersifat merampas. Kata skybalon yang diterjemahkan sebagai sampah, menurut Lightfoot berasal dari kata es kunas, "yang dilemparkan kepada anjing". Alasan dari tindakannya ini ialah untuk memperoleh Kristus. Ayat 3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Paulus mengabaikan segala pencapaian pribadi supaya ia bisa berada dalam Kristus. Anak kalimat paralelnya membedakan kebenaran karena perbuatan baik, yang berlandaskan pada Hukum Taurat dengan kebenaran melalui iman, yang merupakan anugerah Allah. Di sini terdapat pernyataan Paulus yang paling singkat tentang pembenaran oleh iman. Ayat 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, Ungkapan penuh perasaan tentang kerinduan terdalam Paulus. Untuk mengenal Dia berarti mengalami kuasa yang mengalir dari kesatuan dengan Kristus yang sudah bangkit dan memasuki persekutuan dalam penderitaan-Nya (semua kesulitan yang harus diderita demi Kristus, bdg. Kis. 9:16). Bahwa semua ini merupakan dua aspek dari pengalaman yang sama, tampak dari partikel tunggal di dalam bahasa Yunaninya. Menjadi serupa (present participle) dalam kematian-Nya, mendefinisikan lebih jauh pengalaman tersebut sebagai pengalaman mati terhadap diri sendiri. Ayat 3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Ungkapan kerendahan hati, bukan ketidakpastian. Kebangkitan dari (ek, "keluar dari") antara orang mati adalah kebangkitan orang percaya, bukan kebangkitan umum. Putaran Terakhir (3:12-16). Agar jemaat di Filipi jangan memperoleh kesan, bahwa dirinya sudah mencapai tujuan itu, Paulus dengan hati-hati menunjukkan, bahwa dirinya masih sangat terlibat di dalam pertandingan hidup. Peringatan terhadap salah tafsir ini dikemukakan karena pengaruh golongan perfeksionis yang berpuas diri sedang menyebar di kalangan jemaat pada umumnya. Ayat 3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Paulus belum memperoleh pengalaman pengenalan yang sempurna dan final tentang Tuhannya (ay. 8-11). Telah sempurna menegaskan lebih lanjut sasaran hidupnya. Sempurna di sini tentu berarti pengenalan penuh dan keserupaan sempuma. Ayat 12b dapat diparafrase menjadi "tetapi aku terus maju dengan bersusah payah kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya (katalambano di dalam papirus dipakai untuk tanah yang diambil oleh para penjajah) untuk mana akupun telah ditangkap oleh Kristus di jalan menuju ke Damsyik." Allah mempunyai rencana dengan pertobatan Paulus, dan Paulus sangat mendambakan agar maksud tersebut dapat direalisasikan sepenuhnya di dalam hidupnya. Banyak penafsir menganggap eph'ho to berarti "karena" yang dengan demikian akan menekankan alasan (bukan sasaran) dari jerih payah Paulus (bdg. C. F. D. Moule, Idiom Book, hlm. 132). Ayat 3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, Ayat 13-14 memperluas pokok pikiran dari ayat 12. Keadaan belum sempuma orang Kristen menghancurkan sikap berpuas diri dan menuntut upaya yang bersungguh-sungguh. Aku sendiri, dapat menyiratkan suatu kontras dengan tindakan memuji diri dari orang lain. Kiasan yang dipakai adalah suatu pertandingan lari. Kata-kata tetapi ini, mengungkapkan "satu maksud tunggal dan pemusatan semua tenaga untuk memenuhinya" (Michael, hlm. 160). Melupakan apa yang telah di belakangku. Keberhasilan-keberhasilan yang lalu dalam kariernya sebagai orang Kristen yang dapat menyebabkan rasa puas diri, serta berkurangnya semangat. Mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, secara jelas melukiskan seorang pelari yang menggerakkan seluruh sisa tenaganya dan berpacu ke arah garis akhir. Ayat 3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Tujuan (skopos dari skopeo, "memandang kepada"). Yang menjadi sasaran perhatian penuh. Pengalihan pandangan, akan berakibat fatal. Ada orang yang beranggapan, bahwa kiasan yang dipakai adalah perlombaan kereta kuda. Jika kesempurnaan tertinggi merupakan tujuan si pelari (yang mencegahnya dari menyimpang arah), maka hal itu juga merupakan hadiah baginya. Hadiah adalah milik orang-orang yang dengan segenap hati menjawab panggilan surgawi Allah (menjauhi diri sendiri dan menuju ketinggian-ketinggian baru dari pencapaian rohani) dalam Kristus Yesus. Ayat 3:15 Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Menjadi sempurna. Menjadi dewasa. Di dalam agama-agama mistik, istilah ini menunjuk kepada orang-orang yang sudah terlatih sempuma, yang berbeda dengan orang-orang yang masih baru. Tidak ada petunjuk mengenai adanya "ironi yang penuh celaan" di sini (demikian Lightfoot). Berpikir demikian. Milikilah sikap dasar ini, yaitu bahwa keberhasilan yang lalu, jangan meniadakan perlunya usaha keras untuk masa depan. Jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, kata Paulus menambahkan untuk memberi semangat, "Jika kamu belum yakin, bahwa hal ini harus diterapkan di dalam setiap bidang kehidupan, maka hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu." Ayat 3:16 Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh. 16. Sekalipun arti yang tepat dari ayat yang padat ini sulit ditentukan, maksud umumnya jelas, "Janganlah kita menyimpang dari prinsip-prinsip yang telah mengantarkan kita dengan selamat ke taraf kedewasaan Kristen kita yang sekarang." Syarat untuk memperoleh bimbingan bagi masa depan ialah hidup menurut terang yang sudah ada kini.Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.