Ulangan 16:1-17: Tiga Hari Raya Utama

Tiga Hari Raya Utama​.

Setelah belajar perikop Anak Sulung Ternak dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Tiga Hari Raya Utama.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 16:1-17 dengan judul perikop Tiga Hari Raya Utama).

Kita belajar perikop Tiga Hari Raya Utama ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Tiga Hari Raya Utama (Kitab Ulangan 16:1-17)


Deu 16:1 "Ingatlah akan bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi TUHAN, Allahmu, sebab dalam bulan Abib itulah TUHAN, Allahmu, membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam.

Deu 16:2 Maka engkau harus menyembelih kambing domba dan lembu sapi sebagai korban Paskah bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN untuk membuat nama-Nya diam di sana.

Deu 16:3 Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir.

Deu 16:4 Janganlah terdapat padamu ragi di seluruh daerahmu, tujuh hari lamanya; dan dari daging hewan yang kausembelih pada waktu petang pada hari pertama, janganlah ada yang bermalam sampai pagi.

Deu 16:5 Engkau tidak boleh mempersembahkan korban Paskah di salah satu tempat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.

Deu 16:6 Tetapi di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, engkau harus mempersembahkan korban Paskah itu pada waktu senja, ketika matahari terbenam, bertepatan dengan saat engkau keluar dari Mesir.

Deu 16:7 Engkau harus memasaknya dan memakannya di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu; kemudian paginya engkau harus pulang kembali ke kemahmu.

Deu 16:8 Enam hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi dan pada hari yang ketujuh harus ada perkumpulan raya bagi TUHAN, Allahmu; maka janganlah engkau melakukan pekerjaan.

Deu 16:9 Tujuh minggu harus kauhitung: pada waktu orang mulai menyabit gandum yang belum dituai, haruslah engkau mulai menghitung tujuh minggu itu.

Deu 16:10 Kemudian haruslah engkau merayakan hari raya Tujuh Minggu bagi TUHAN, Allahmu, sekedar persembahan sukarela yang akan kauberikan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.

Deu 16:11 Haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan orang asing, anak yatim dan janda, yang di tengah-tengahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.

Deu 16:12 Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di Mesir, dan haruslah engkau melakukan ketetapan ini dengan setia.

Deu 16:13 Hari raya Pondok Daun haruslah kaurayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.

Deu 16:14 Haruslah engkau bersukaria pada hari rayamu itu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu.

Deu 16:15 Tujuh hari lamanya harus engkau mengadakan perayaan bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN; sebab TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala hasil tanahmu dan dalam segala usahamu, sehingga engkau dapat bersukaria dengan sungguh-sungguh.

Deu 16:16 Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa,

Deu 16:17 tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu."

Ketentuan-ketentuan: Hidup Menurut Perjanjian (5:1-26:19).

Ketika perjanjian-perjanjian tentang kekuasaan raja dibaharui, maka peraturan-peraturannya yang merupakan bagian yang panjang dan menentukan di dalam sebuah dokumen perjanjian, diulang kembali dengan sejumlah penyempurnaan, khususnya penyempurnaan yang diperlukan sesuai dengan situasi yang berubah.

Oleh karena itu, Musa merangkum dan merumuskan ulang berbagai syarat yang dikemukakan di dalam Perjanjian Sinai.

Selanjutnya, sebagaimana peraturan-peraturan perjanjian biasanya diawali dengan tuntutan yang mendasar dan umum agar si raja yang kalah tunduk sepenuhnya kepada raja pemenang, dan sesudah itu baru dilanjutkan dengan peraturan yang lebih terinci.

Demikian pula Musa saat ini menghadapkan Israel dengan tuntutan primer, yakni mengkhususkan diri sepenuhnya untuk Tuhan (ay. 5-11), dan sesudah itu barulah dengan peraturan-peraturan tambahan tentang kehidupan sesuai perjanjian (ay. 12-26).

Berbagai Perintah Pelengkap (12:1-26:19).



Setelah melukiskan semangat batin dari kehidupan teokratis (ps. 5-11), Musa melanjutkan dengan menguraikan ketetapan dan peraturan dari bentuk lahiriah teokrasi itu (ps. 12-26).

Pasal 12:1-16:17 terutama berkenaan dengan berbagai persyaratan pentahiran dengan upacara agama.

Kewenangan pemerintahan dan hukum merupakan pokok pembahasan dalam 16:18-21:23.

Luasnya hubungan antar warga teokrasi dicantumkan di 22:1-25:19.

Rangkaian peraturan ini diakhiri dengan pengakuan ritual tentang kekuasaan Tuhan dan pernyataan akhir tentang pengesahan perjanjian (ps. 26).

Pengudusan dengan Upacara Agamawi (12:1-16:17).

Perhatian utama dari hukum-hukum bagian ini ialah menjamin adanya pengudusan yang sempurna untuk Tuhan.

Yang mengatur ketetapan-ketetapan yang berkenaan dengan persembahan perpuluhan (ay. 14), buah sulung (ay. 15), dan mempersembahkan kurban (ay. 16) ialah hukum mengenai mezbah pusat yang membuka bagian ini (ay. 12).

Kesungguhan dari pengabdian kepada Allah saja, dijamin dengan pengenaan hukuman yang paling berat pada mereka yang tergoda untuk melanggar kenyataan tersebut, atau menjadi murtad (ay. 13).

Ziarah-ziarah Tanda Patuh (16:1-17).

Bagian yang diawali pada 12:1 ini diakhiri dengan serangkaian perintah mengenai tiga ziarah tahunan menuju ke tempat ibadah utama: Perayaan Paskah dan Roti Tidak Beragi (16:1-8), perayaan Tujuh Minggu (ay. 9-12), dan perayaan Pondok Daun (ay. 13-15).

Mengenai pengaturan-pengaturan sebelumnya lihat Keluaran 12, Imamat 23, Bilangan 28 dan 29.

Pembahasan kami di sini terutama diarahkan kepada ciri-ciri khusus dari perumusan peraturan di Kitab Ulangan, serta berbagai persoalan yang ditimbulkan olehnya.

Skema Sabat hadir lagi (14:28-15:18), sebab seluruh almanak religius yang mengatur perayaan disusun menurut pola Sabat.

Yang tetap menonjol ialah perhatian terhadap cara di mana pilihan ilahi akan sebuah tempat ibadah permanen di tengah negeri yang luas harus mengubah pengaturan yang sudah ada.

Perhatikan pemakaian rumusan hukum untuk mezbah pusat yang muncul berulang-ulang (16:2, 6, 7, 11, 15, 16).

Karena Kitab Ulangan merupakan dokumen pembaharuan perjanjian yang menganggap peraturan-peraturan yang dikemukakan di dokumen sebelumnya masih berlaku, kitab ini menyingkat dan mengabaikan banyak hal sambil memberikan penekanan baru terhadap bagian-bagian yang dipengaruhi oleh diperkenalkannya "tempat yang akan dipilih Tuhan".

Pengakuan akan hal ini seharusnya mencegah banyak pernyataan peneliti Alkitab berdasarkan sastra dan sejarah tentang pertentangan antara peraturan dalam Kitab Ulangan dengan yang di dalam Kitab Pentateukh lain.

Ditinjau sebagai dokumen perjanjian, Ulangan 16:1-17 sesuai dengan tuntutan biasa raja pemenang agar setiap tahun raja yang kalah datang membawa upeti yang harus dibayar.

Perayaan Paskah (16:1-8).

1. Bulan Abib. Lihat Keluaran 12:1, 6, 34:18.

Paskah. Istilah yang dipakai di dalam ayat-ayat ini mencakup perayaan Paskah, serta tujuh hari perayaan Roti Tidak Beragi.

Oleh karena itu, kurban Paskah bisa diambil dari ternak domba dan lembu (ay. 2), sedangkan pada saat perayaan Paskah utama, yang boleh dipersembahkan hanyalah domba saja (Kel. 12:3 dst.).

Untuk persembahan kurban yang disebutkan dalam 16:2, lihat kisah perayaan itu di II Tawarikh 30:22 dan seterusnya dan 35:7 dan seterusnya, serta perhatikan pemakaian istilah "kurban Paskah" untuk persembahan kurban dari kawanan ternak.

3. Roti Yang Tidak Beragi, mengingatkan bangsa Israel akan keadaan tertindas ketika mereka masih dalam perbudakan, khususnya perlawanan Firaun terhadap rencana Israel untuk pergi, sehingga menjadikan mereka harus mengadakan persiapan secara cepat.

Tentang ayat 3-4a lihat Keluaran 12:15, 18-20, 13:3, 6-7, 23:15, 34:18, Imamat 23:6. Tentang ayat 4b lihat Keluaran 12:10, 23:18b, 34:25b, Bilangan 9:12. Tentang ayat 8 lihat Keluaran 12:16, Imamat 23:7-8, Bilangan 28:18, 25.

4. Untuk menunjuk sifat khas perayaan Paskah secara lebih tepat, Musa menyebutnya daging hewan yang kausembelih pada waktu petang pada hari pertama.

Acuan kepada Paskah langsung sesudah pernyataan tersebut (ay. 5-6) jelas juga harus dipahami dalam arti yang lebih sempit itu.

7a. Engkau harus memasaknya dan memakannya. Ada versi terjemahan yang secara tidak perlu menciptakan pertentangan dengan Keluaran 12:9 melalui terjemahan kata kerja bashal sebagai "merebus".

Kata Ibrani ini hanya berarti demikian jika ditambahkan keterangan tertentu seperti "dengan air" atau "dalam periuk" (bdg. Kel. 12:9, II Taw. 35:13b).

Jika dikaitkan dengan api, bashal jelas berarti dibakar (lih. II Taw. 35:13a).

Jika berdiri sendiri kata kerja ini bisa bermacam-macam artinya.

Keragaman arti di 16:7 disebabkan karena cara mempersiapkan kurban agar dapat dimakan sudah ditetapkan sebelumnya, dan tidak menjadi pusat perhatian Musa kali ini.

Yang ingin ditekankan Musa di sini ialah kenyataan, bahwa perayaan ini harus dilaksanakan di tempat ibadah pusat.

Baru sesudah seluruh perayaan dilaksanakan dengan lengkap, baik persiapan maupun keterlibatan mereka, orang-orang yang beribadah itu boleh meninggalkan tempat ibadah pusat tersebut, dan kembali ke tempat tinggal sementara masing-masing.

7b. Pulang kembali ke kemahmu. Ketidakjelasan arti dari ungkapan ini (yang di sini pastilah mengacu ke tempat tinggal sementara para peziarah tersebut di kota suci), juga bisa dikaitkan dengan perhatian utama Musa kepada gagasan tempat ibadah pusat.

Persiapan kurban yang akan dipersembahkan di tempat ibadah, merupakan sebuah penyempurnaan dari perayaan Paskah yang pertama di Mesir ketika darah harus disapukan pada tiang-tiang pintu dari setiap rumah pada saat belum ada tempat ibadah dan mezbah pusat.

Perayaan Tujuh Minggu (16:9-12). Tentang pokok pembahasan bagian ini lihat pengaturan sebelumnya di Keluaran 23:16, 34:22, Imamat 23:15 dan seterusnya, Bilangan 28:26 dan seterusnya.

10a. Hari raya Tujuh Minggu (bdg. Kel. 34:22) juga disebut "hari raya menuai" (Kel. 23:16) dan "hari raya lepas tujuh minggu" (Bil. 28:26).

Belakangan, perayaan ini memperoleh nama Yunani, yaitu Pentakosta, sebab cara penghitungan tanggalnya, yaitu lima puluh hari sesudah hari tertentu (Im. 23:16).

Hari yang telah ditentukan tersebut dilukiskan secara umum di sini sebagai saat awal panen gandum (16:9).

Tanggal yang tepat tidak perlu ditegaskan lebih lanjut, sebab sudah ditentukan di Imamat 23:10 dan seterusnya.

Hari tersebut ialah hari kedua dari Perayaan Roti Tidak Beragi, yaitu saat berkas hasil pertama panen gandum harus dipersembahkan.

Hari tersebut adalah hari sesudah sabat itu (Im. 23:15), sebab hari pertama perayaan Roti Tidak Beragi merupakan hari perhentian.

Menurut perhitungan ini, hari Pentakosta pada zaman Perjanjian Baru jatuh pada hari Sabtu.

Tujuh minggu di antara peziarahan untuk perayaan Paskah dan hari raya Menuai memungkinkan adanya waktu untuk menyelesaikan penuaian gandum.

10b. Persembahan sukarela (bdg. Im. 23:38, Bil. 29:39). Perayaan ini merupakan masa sukacita -- sukacita di dalam Tuhan yang telah menuntun umat-Nya memasuki negeri yang makmur (16:10c, 11, bdg. 12:7, 12, 18, 16:14, 15) -- sukacita di dalam Tuhan yang telah melepaskan mereka dari perbudakan (ay. 12), dan dengan demikian merupakan sukacita yang harus ikut dirasakan oleh semua orang miskin di dalam kalangan keluarga perjanjian (ay. 1 lb).

Perayaan Pondok Daun (16:13-15). Peraturan serupa terdapat di Keluaran 23:16, 34:22, Imamat 23:33 dan seterusnya, Bilangan 29:12 dan seterusnya.

13. Hari raya Pondok Daun juga disebut perayaan hari raya menuai di Keluaran.

Seperti halnya perayaan Roti Tidak Beragi, perayaan ini berlangsung selama satu minggu, yaitu sejak tanggal lima belas hingga tanggal dua puluh satu pada bulan yang ketujuh.

Perayaan tersebut diikuti dengan hari sabat kedelapan (Im. 23:36, 39).

Nama Pondok Daun mencerminkan kebiasaan untuk tinggal di dalam pondok daun sepanjang masa perayaan sebagai peringatan akan saat mereka di dalam pengembaraan di padang gurun (bdg. penggunaan roti yang tidak beragi).

Nama hari raya "Menuai" menunjukkan bahwa perayaan ini merupakan puncak dari tahun pertanian ketika semua hasil tanah telah dipanen.

Pada tahun pembebasan, ketika tidak ada panen, perayaan ini merupakan tunas perjanjian dibacakan di hadapan umum (31:9-13).

Sekali lagi maksud dari perumusan ini ialah untuk melaksanakan hukum tentang tempat ibadah pusat -- di tempat yang akan dipilih Tuhan (ay. 15).

Juga di sini sukacita dan kasih merupakan ciri khas dari kehidupan dan ibadah perjanjian (ay. 14).

16-17. Bandingkan Keluaran 23:17, 34:23. Rangkuman penutup ini kembali mengarahkan seluruh perhatian kepada tempat ibadah pusat (ay. 16a), dan memunculkan sifat peziarahan tersebut sebagai suatu perjalanan wajib tanda ketaatan menuju ke takhta Allah Raja (ay. 16b).

17. Sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu. Bandingkan I Korintus 16:2.

Ayat 18 pada hakikatnya mengawali bagian baru yang membahas pelaksanaan keadilan.

Perikop Selanjutnya: Pengadilan Yang Adil.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel