Ulangan 32:1-43: Nyanyian Musa

Nyanyian Musa​.

Setelah belajar perikop Pendahuluan Nyanyian Musa dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Nyanyian Musa.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 32:1-43 dengan judul perikop Nyanyian Musa).

Kita belajar perikop Nyanyian Musa ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Nyanyian Musa (Kitab Ulangan 32:1-43)


Deu 32:1 "Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi mendengarkan ucapan mulutku.

Deu 32:2 Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.

Deu 32:3 Sebab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita,

Deu 32:4 Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.

Deu 32:5 Berlaku busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit.

Deu 32:6 Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?

Deu 32:7 Ingatlah kepada zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, maka ia memberitahukannya kepadamu, kepada para tua-tuamu, maka mereka mengatakannya kepadamu.

Deu 32:8 Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.

Deu 32:9 Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.

Deu 32:10 Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.

Deu 32:11 Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,

Deu 32:12 demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.

Deu 32:13 Dibuat-Nya dia berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi, dan memakan hasil dari ladang; dibuat-Nya dia mengisap madu dari bukit batu, dan minyak dari gunung batu yang keras,

Deu 32:14 dadih dari lembu sapi dan susu kambing domba, dengan lemak anak-anak domba; dan domba-domba jantan dari Basan dan kambing-kambing jantan, dengan gandum yang terbaik; juga darah buah anggur yang berbuih engkau minum.

Deu 32:15 Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, --bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun--dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya.

Deu 32:16 Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian,

Deu 32:17 mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan Allah, kepada allah yang tidak mereka kenal, allah baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek moyangmu tidak gentar.

Deu 32:18 Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau.

Deu 32:19 Ketika TUHAN melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.

Deu 32:20 Ia berfirman: Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.

Deu 32:21 Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.

Deu 32:22 Sebab api telah dinyalakan oleh murka-Ku, dan bernyala-nyala sampai ke bagian dunia orang mati yang paling bawah; api itu memakan bumi dengan hasilnya, dan menghanguskan dasar gunung-gunung.

Deu 32:23 Aku akan menimbun malapetaka ke atas mereka, seluruh anak panah-Ku akan Kutembakkan kepada mereka.

Deu 32:24 Apabila mereka sudah lemas karena lapar dan merana oleh demam yang membara, dan oleh penyakit sampar, maka Aku akan melepaskan taring binatang buas kepada mereka, dengan racun binatang yang menjalar di dalam debu.

Deu 32:25 Pedang di luar rumah dan kengerian di dalam kamar akan melenyapkan teruna maupun dara, anak menyusu serta orang ubanan.

Deu 32:26 Seharusnya Aku berfirman: Aku meniupkan mereka, melenyapkan ingatan kepada mereka dari antara manusia,

Deu 32:27 tetapi Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti, jangan-jangan mereka berkata: Tangan kami jaya, bukanlah TUHAN yang melakukan semuanya ini.

Deu 32:28 Sebab mereka itu suatu bangsa yang tidak punya pertimbangan, dan tidak ada pengertian pada mereka.

Deu 32:29 Sekiranya mereka bijaksana, tentulah mereka mengerti hal ini, dan memperhatikan kesudahan mereka.

Deu 32:30 Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang, kalau tidak gunung batu mereka telah menjual mereka, dan TUHAN telah menyerahkan mereka!

Deu 32:31 Sebab bukanlah seperti gunung batu kita gunung batu orang-orang itu; musuh kita boleh menjadi hakim!

Deu 32:32 Sesungguhnya, pohon anggur mereka berasal dari pohon anggur Sodom, dan dari kebun-kebun Gomora; buah anggur mereka adalah buah anggur yang beracun, pahit gugusan-gugusannya.

Deu 32:33 Air anggur mereka adalah racun ular, dan bisa ular tedung yang keras ganas.

Deu 32:34 Bukankah hal itu tersimpan pada-Ku, termeterai dalam perbendaharaan-Ku?

Deu 32:35 Hak-Kulah dendam dan pembalasan, pada waktu kaki mereka goyang, sebab hari bencana bagi mereka telah dekat, akan segera datang apa yang telah disediakan bagi mereka.

Deu 32:36 Sebab TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan merasa sayang kepada hamba-hamba-Nya; apabila dilihat-Nya, bahwa kekuatan mereka sudah lenyap, dan baik hamba maupun orang merdeka sudah tiada.

Deu 32:37 Maka Ia akan berfirman: Di manakah allah mereka, --gunung batu tempat mereka berlindung--

Deu 32:38 yang memakan lemak dari korban sembelihan mereka, meminum anggur dari korban curahan mereka? Biarlah mereka bangkit untuk menolong kamu, sehingga kamu mendapat perlindungan.

Deu 32:39 Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.

Deu 32:40 Sesungguhnya, Aku mengangkat tangan-Ku ke langit, dan berfirman: Demi Aku yang hidup selama-lamanya,

Deu 32:41 apabila Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan mengadakan pembalasan kepada yang membenci Aku.

Deu 32:42 Aku akan memabukkan anak panah-Ku dengan darah, dan pedang-Ku akan memakan daging: darah orang-orang yang mati tertikam dan orang-orang yang tertawan, dari kepala-kepala musuh yang berambut panjang.

Deu 32:43 Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya, Ia membalas dendam kepada lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian bagi tanah umat-Nya."


Pengaturan Dinasti: Kesinambungan Perjanjian (31:1-34:12).


Bagian terakhir dari dokumen perjanjian ini memiliki tema pemersatu berupa pengabadian hubungan perjanjian.

Yang terutama penting adalah pokok tentang penggantian raja, yang juga penting di dalam perjanjian-perjanjian raja sekular (bdg. Pendahuluan bag. IV, Sanksi-sanksi).

Penggantian ini dilakukan dengan pengangkatan dan penugasan Yosua selaku ahli waris dari Musa dalam jabatan wakil Tuhan dan pengantara-Nya (ps. 31).

Pengaturan perjanjian tentang warisan kerajaan kepada berbagai suku Israel (ay. 33), memperhitungkan status seluruh umat Allah sebagai ahli waris kerajaan.

Juga tercantum dua unsur standar lain dalam perjanjian internasional.

Yang satu adalah permintaan pada para saksi perjanjian yang di sini ditunjukkan terutama oleh Nyanyian Saksi (ay. 32).

Yang lain adalah berbagai petunjuk untuk pengaturan dokumen perjanjian sesudah upacara peresmian (31 :9-13).

Sebagai pengesahan dokumen tersebut, dikisahkan kematian Musa pada akhir dari Kitab ini (ps. 34).

1. Seruan kepada langit dan bumi harus dipahami sebagai memanggil mereka untuk menjadi saksi dari perjanjian, sebab Musa baru saja mengemukakan, bahwa justru itulah yang merupakan tujuan pengumpulan Israel untuk mendengar nyanyian tersebut (bdg. 31:28).

2. Jalan perjanjian dan jalan hikmat terpadu di sini pada saat Musa menyebut nyanyian ini sebagai pengajaranku, sebuah istilah yang umum dipakai di dalam sastra hikmat.

Nyanyian tersebut merupakan hikmat yang sejati, sebab temanya ialah takut akan Tuhan, Allah agung Israel (ay. 3).

Mukadimah (32:4-6).

Nyanyian ini merupakan sebuah teodise (pembenaran Allah oleh manusia) (bdg. tafsiran 31:19 dst.).

4. Dengan mengingat hal itu, Tuhan diidentifikasi sesuai dengan keadilan-Nya yang sempurna.

Gunung Batu. Sebutan ini menampilkan Allah sebagai tempat perlindungan yang dapat diandalkan bagi umat-Nya (bdg. ay. 15, 18, 30).

Istilah Ibrani sur, yang dipakai untuk Allah, mungkin memiliki akar kata yang artinya "gunung" (bdg. bahasa Ugarit gwr).

Bertentangan dengan kebenaran Allah ialah kesesatan orang Israel, yaitu "anak-anak Allah" (bdg. ay. 5, 18 dst, 14:1, Kel. 4:22 dst.), yang sesungguhnya bukan lagi anak-anak-Nya (ay. 5a, bdg "yang bukan Allah" dan "yang bukan umat" di ay. 21).

Ini mengemukakan pokok utama nyanyian, yaitu bahwa dosa Israel merupakan penjelasan yang sangat cukup tentang segala malapetaka yang menimpa mereka.

6. Hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana. Sesuai dengan motif hikmat, dosa dianggap sebagai kebodohan (bdg. ay. 28-29).

Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau? Yang dimaksud ialah pembentukan Israel oleh Tuhan menjadi umat teokratis melalui pemilihan dan panggilan keselamatan keluar dari Mesir.

7a. Ingatlah kepada zaman dahulu kala. Demikianlah bunyi awal dari bagian pendahuluan historis nyanyian tersebut.

Kenyataan bahwa ayat 8 mengacu pada pemeliharaan Tuhan sejak berbagai peristiwa di Kejadian 10 dan 11, menjelaskan perspektif sejarah dari Ulangan 32:7a.

8. Ia menetapkan wilayah ... menurut bilangan ... Israel. Sebagaimana Paulus mengajarkan, bahwa Kristus menguasai segala sesuatu demi gereja-Nya, demikian pula Musa menegaskan, bahwa Tuhan secara khusus memperhatikan kebutuhan geografis keturunan Abraham yang banyak jumlahnya melalui pemerintahan yang Ia tetapkan atas segala bangsa (bdg. Kej. 10:32), sebab Israel adalah umat pilihan-Nya (ay. 9, bdg. 7:6, 10:15).

Menurut terjemahan yang didukung LXX dan naskah-naskah Qumran, "anak-anak-Nya" menggantikan anak-anak Israel.

Orang-orang yang lebih menyukai terjemahan tersebut merujuk kepada tradisi dari mite, bahwa dewa El, ketua para dewa Kanaan, memiliki tujuh puluh anak, dan kepada fakta bahwa Kejadian 10 menyebutkan adanya tujuh puluh bangsa.

Mereka kemudian berkesimpulan, bahwa anak-anak El itulah yang dimaksudkan pada Ulangan 32:8 ini.

Demikian pula para penafsir Yahudi yang mengikuti naskah Masoret, melihat adanya hubungan di antara tujuh puluh bangsa di Kejadian 10 dengan tujuh puluh orang Israel dari Kejadian 46:27.

Setelah mengatur warisan Israel di Kanaan sejak jauh sebelumnya, Tuhan pada zaman Musa menuntun mereka memasuki warisan tersebut (ay. 10-14).

10. Didapati-Nya dia. Tuhan yang datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang terhilang, menemukan Israel yang tidak mempunyai tempat tinggal di padang gurun.

Sebagai biji mata-Nya. Dia mengasihi umat-Nya itu dengan kecemburuan seorang laki-laki terhadap hal yang paling berharga baginya, atau bagaikan rajawali mengasihi anak-anaknya (ay. 11).

Gambaran ini dapat ditafsirkan sebagai pembebasan mereka dari Mesir dan juga bimbingan menuju Kanaan.

12b. Tidak ada allah asing menyertai dia. Karena Tuhan merupakan satu-satunya Pribadi yang berbuat baik kepada Israel, pergeseran kesetiaan mereka kemudian kepada allah-allah asing (ay. 15 dst.), sama sekali tidak dapat diampuni.

13a. Dibuat-Nya dia berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi. Dengan kekuatan Tuhan, Israel maju terus dengan kemenangan luar biasa melewati Trans-Yordan (bdg. 2:31 dst.), dan mengelilingi Kanaan yang bergunung-gunung untuk berpesta pora atas segala hasil bumi dan ternak terbaik yang dihasilkan (ay. 13b-14).

Catatan pemberontakan (32:15-18).

Sebagai Raja mereka, Tuhan terutama menuntut kesetiaan yang sempurna dan eksklusif.

Bagaikan hewan yang liar, Israel yang telah menjadi gemuk di padang yang berumput hijau, menolak untuk tunduk.

15. Yesyurun, yang benar, di sini dipakai sebagai teguran.

Di dalam sikap angkuh mereka terhadap Gunung Batu keselamatan mereka, bangsa Israel justru menyerahkan persembahan mereka kepada roh-roh jahat yang bukan allah.

17a. Mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan allah, yang darinya mereka tidak pernah menerima apa-apa, dan yang tentangnya mereka bahkan belum pernah dengar.

Begitu tidak terlukiskan sikap mereka yang tidak berterima kasih, sehingga mereka lebih mengutamakan allah raja palsu ketimbang Gunung Batu yang telah menunjukkan kepada mereka kasih seorang bapa (ay. 18a) dan kasih seorang ibu (ay. 18b).

Kutukan terhadap Pelanggar Perjanjian (32:19-25).

Di dalam Perjanjian Sinai, bersama dengan peraturan yang melarang mereka untuk menyembah gambar-gambar allah tandingan, adalah peringatan: "Aku, Tuhan, Allahmu adalah Allah yang cemburu" (5:9, Kel. 20:5).

Allah menanggapi ketidaksetiaan di dalam hubungan perjanjian bagaikan semangat berapi-api dari seorang laki-laki menghadapi ketidaksetiaan istrinya (ay. 21, bdg. ay. 16).

Hukum Taurat mengenakan hukuman mati bagi seorang perempuan yang berbuat zinah.

Kutuk-kutuk perjanjian mengancam Israel dengan pemusnahan, jika mereka berperan sebagai perempuan sundal dengan allah-allah palsu Kanaan (bdg. 31:16 dst.).

Seseorang tidak bisa lolos dari kecemburuan ilahi, kecemburuan tersebut menyala-nyala, bahkan sampai ke bagian dunia orang mati yang paling bawah (ay. 22).

19-20. Ia menolak mereka ... Ia berfirman: Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka. Dengan menerapkan prinsip lex talionis (prinsip tidak menyakiti orang apabila tidak ingin disakiti), Allah akan menolak Israel dan menarik seluruh perlindungan-Nya dari mereka.

Dia akan meluapkan kecemburuan-Nya atas mereka dengan memakai bangsa yang bukan umat (ay. 21, bdg. Ef. 2:12).

Maksudnya, Dia akan membiarkan bangsa yang tidak mengenal anugerah perjanjian-Nya untuk mengalahkan anak-anak-Nya, yaitu anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan (ay. 20b).

23. Aku akan menimbun malapetaka ke atas mereka. Di dalam ayat 23-25, kutuk-kutuk perjanjian terutama penyakit sampar, kelaparan dan pedang, yaitu malapetaka yang datang bersama dengan puncak kutuk berupa pengepungan dan pembuangan, dikemukakan secara terus terang (bdg. ps. 28).

Di dalamnya terdapat kemenangan dari bangsa yang bukan umat Allah.

Sebagai akibat dari pengepungan, Israel akan terusir dari wilayah Kerajaan Allah, dan mereka sendiri menjadi bukan umat (bdg. Hos. 1:9).

Di dalam penyingkapan selanjutnya tentang penyataan penebusan, Allah akan menjanjikan pembaharuan kemurahan-Nya, di mana yang bukan umat akan kembali menjadi umat-Ku (bdg. Hos. 1:10, 2:23).

Dan Paulus menafsirkan pernyataan ini sebagai sudah digenapi di dalam masuknya orang bukan Yahudi dan orang Yahudi ke dalam Perjanjian Baru di dalam Kristus Yesus (Rm. 9:25-26).

Di dalam kaitan tersebut, Paulus juga memberikan suatu segi dari ide tentang kecemburuan Israel terhadap kemurahan yang diberikan Allah kepada orang-orang bukan Yahudi (Rm. 11:11 dst, bdg. 10:19).

Nyanyian Saksi dari Musa sendiri mengantisipasi kemurahan dan berkat penebusan yang ada di balik kutukan terhadap Israel yang telah dinubuatkan (lih. Ul. 32:26-43).

Berkat Melalui Hukuman yang Bersifat Menebus (32:26-43).

Perhatian kini diarahkan kepada bangsa lawan yang akan tanpa belas kasihan membunuh anak kecil hingga orang yang sudah lanjut usia.

27. Tangan kami jaya. Agar musuh tidak salah menafsirkan kemenangan mereka atas Israel, sehingga tidak memuliakan Tuhan sebagaimana seharusnya (bdg. Yes. 10:5 dst), Tuhan akan membatasi pembantaian atas Israel yang mereka lakukan (ay. 26).

Ditinjau dari sudut kutuk perjanjian, ini akan berarti penundaan dari pembalasan Allah terhadap Israel.

Terpeliharanya sekelompok sisa dari kemusnahan, dengan demikian didasarkan pada kecemburuan Allah terhadap kemuliaan-Nya sendiri.

Pada saat yang bersamaan, pembenaran kelak terhadap umat-Nya, sebagaimana tampak dari terpeliharanya sekelompok sisa, juga terjadi karena belas kasihan Allah kepada mereka (ay. 36).

29a. Sekiranya mereka bijaksana, tentulah mereka mengerti hal ini. Musuh yang bodoh itu seharusnya tahu, bahwa kemenangan mereka yang mudah atas Israel, yaitu bangsa yang terlindung oleh perjanjian dari Raja penguasa langit dan bumi, pasti disebabkan oleh ketidaksenangan-Nya terhadap Israel (ay. 19 dst, 30).

Ayat 31 merupakan sisipan dari Musa, untuk menegaskan kebenaran meyakinkan dari 32:30, dengan menutup kemungkinan munculnya kesan, bahwa dewa musuh telah memperoleh kemenangan.

Tentang ayat 31b lihat Keluaran 14:25, Bilangan 23 dan 24, Yosua 2:9-10, I Samuel 4:8, 5:7 dan seterusnya, Daniel 4:34 dan seterusnya.

29b. Selanjutnya, jika musuh itu bijaksana, tentulah mereka ... memperhatikan kesudahan mereka. Tema ini dilanjutkan di dalam ayat 32 dan seterusnya.

Keangkuhan mereka akan berubah menjadi gemetar ketakutan jika mereka sadar, bahwa Allah Israel, yang telah menghukum umat-Nya sendiri di dalam murka yang menyala-nyala, pasti juga akan menghukum mereka dengan keadilan yang ketat (ay. 34), karena kebejatan moral dan kekejaman mereka (ay. 32-33).

Kejahatan terbesar dari bangsa musuh tersebut adalah, bahwa mereka bermusuhan dengan umat Allah.

Sebab sekalipun pada saat itu mereka merupakan tongkat yang mengungkapkan kemarahan Allah terhadap Israel, motivasi dan tujuan mereka tentu sangat berbeda (bdg. 27b, Yes. 10:7 dst.).

35-36a. Oleh karena itu, hukuman Allah terhadap musuh tersebut akan merupakan tindakan pembalasan Allah atas mereka di dalam rangka memberi keadilan terhadap umat-Nya ... hamba-hamba-Nya.

Dengan demikian, nyanyian ini secara cekatan kembali kepada tema utamanya tentang Israel dan sanksi-sanksi perjanjian, serta menyebutkan bahwa akhirnya berkat akan mengikuti kutukan.

Untuk kutipan 32:35-36 di dalam Perjanjian Baru, lihat Roma 12:19 [dalam perikop Nasihat Untuk Hidup Dalam Kasih] dan Ibrani 10:30 [dalam perikop Ketekunan].

36b. Kekuatan mereka sudah lenyap. Hanya pada saat umat-Nya menjadi tidak berdaya sebagaimana ketika Dia pertama kali menemukan mereka (ay. 10), barulah Allah akan turun tangan dengan penghakiman yang menebus.

Sekalipun demikian, pengampunan hanya akan dianugerahkan pada saat mereka berhadapan dengan dosa mereka (ay. 37-38), sehingga mereka dituntun kepada sebuah kesedihan dan pertobatan yang jujur, dan kembali mengandalkan Tuhan sebagai Gunung Batu yang sejati dan satu-satunya.

39. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan. Dengan berjanji, bahwa Dia akan datang dalam penghakiman selaku Juruselamat hamba-hamba-Nya, Tuhan memperkenalkan diri-Nya sebagai satu-satunya Allah yang berdaulat mutlak (bdg. ay. 12, 4:35, 39, 5:6a, Yes. 43:11-13).

40. Aku mengangkat tangan-Ku ke langit. Sebagaimana Tuhan menambahkan sumpah kepada janji-Nya di dalam Perjanjian dengan Abraham, demikian pula hal itu dilakukannya di dalam Perjanjian Baru, yaitu bersumpah demi diri-Nya sendiri, sebab memang tidak ada yang ada di atas-Nya (bdg. Yes. 45:22-23, Ibr. 6:13), bahwa penghakiman-Nya akan sangat mengerikan atas mereka yang membenci diri-Nya (ay. 41-42, bdg. ay. 35, Yes. 63:1 dst.).

Di dalam ayat 42, anak kalimat ketiga melengkapi anak kalimat pertama, dan anak kalimat keempat melengkapi yang kedua.

43. Nyanyian diakhiri dengan prospek kegembiraan atas penghakiman Allah, yang mencakup baik hukuman atas musuh maupun penebusan atas segala kesalahan di dalam Kerajaan Allah.

Karena bangsa-bangsa secara universal diminta untuk ikut dalam sukacita keselamatan yang dari Allah tersebut, maka jelas bahwa masa dari pengharapan ini adalah zaman Mesias ketika semua bangsa di bumi memperoleh berkat di dalam keturunan Abraham.

Perikop Selanjutnya: Nasihat Musa Yang Terakhir.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel